Laman

Senin, 15 April 2013

7. Mengemban Tugas

Hati Mahesa Geni tercekat, untuk sejenak dia tidak dapat berkata apa-apa. Berita bahwa dia akan berpisah dengan gurunya yang sudah melimpahkan kasih sayang selama limabelas tahun ini amat menyedihkannya.
“Ah..guru, tentu saja muridmu bersedia tapi mengapakah kita harus berpisah sekarang, Geni masih ingin bersama-sama dengan guru dan merawat guru yang sudah tua ini…?”
“Hmmm…aku menghargai baktimu Geni, namun tiada perjamuan yang tak bubar…dan kita semua memiliki tanggung jawab yang harus segera di kerjakan…” Sahut See Thian Lama tenang. Sejenak mereka terdiam dengan pikiran masing-masing.
“Hohoho, jangan cengeng muridku karena bukan hanya gurumu See Thian Lama ini yang harus berpisah darimu…gurumu yang sudah tua dan bungkuk inipun harus segera berpisah denganmu dan kau harus tegar menerima ini. Sekarang dengarkanlah petuah dari kami…” Ki Sapta Langit menyambung dengan suara terharu, namun tegas.
“Baik guru, Geni siap mendengarkan…”
“Pertama: Kau terimalah bungkusan ini, bungkusan ini terikat di tubuhmu ketika kami menemukanmu waktu masih kecil. Rasanya semua pertanyaanmu tentang jati dirimu akan terungkap di situ. Setelah itu baru kau melakukan tugas-tugas dari kami…”
“Kedua: Dalam perantauanmu aku menugaskan kau mencari dan menghukum dua kakak seperguruanmu yang murtad. Mereka telah berani melarikan diri dan mencuri empat kitab pusaka dari gudang penyimpanan ilmu-ilmu sesat ketika aku sedang bepergian. Aku tidak mendengar gerakan mereka di sekitar tanah jawa ini, mungkin mereka takut kepadaku dan beroperasi di daerah yang lain. Mereka adalah Ki Samber Nyawa yang berjuluk Dewa Maut Bertangan Sakti dan Nyi Gandasuri yang berjuluk Dewi Asmara Seribu Nyawa..."
"Kalau mereka bertobat terserah keputusanmu, tapi kalau mereka masih tetap di jalan yang jahat, kau harus memusnahkan ilmu mereka. Di samping itu kau juga harus berhati-hati dengan tokoh Iblis yang berjuluk Pangeran Kelelawar iblis. Apakah kau sanggup muridku?...”
“Murid Sanggup guru, semoga didikan ke dua guru selama ini tidak akan Geni sia-siakan…”
“Bagus, dan sekarang yang terakhir…kau terimalah pedang ini…” Sambil berkata demikian Ki Sapta Langit mengangurkan tangannya dengan jari-jari terbuka. Tampak sebuah benda yang aneh bergulung-gulung di telapak tangannya.
Mahesa Geni mengambil gulungan pedang tersebut dari tangan gurunya. Saat pedang itu terlepas dari tangan gurunya, tiba-tiba pedang itu menegang dengan sekali dan ketika di amati, ternyata itu adalah sebilah pedang lemas selebar tiga jari tangan, bersinar keemasan dengan gagang berbentuk ukiran kepala naga yang memiliki perbawa aneh yang tajam menggetarkan jiwa namun nampak indah dan gagah.
“Pedang apakah ini guru…?”
“Itu adalah Pedang Pusaka Sabuk Naga Langit yang dulu di miliki oleh kakek guruku. Sekarang ku berikan kepadamu maka pergunakanlah dengan sebaik-baiknya sebagai pengganti pedang kayu yang sering kau pakai berlatih itu. Pedang ini sangat cocok dengan ilmu “Lingkaran Pedang Selaksa Naga” yang telah kau kuasai dengan sempurna itu. Sebenarnya dengan ilmumu yang sekarang kau tidak membutuhkan senjata apapun, namun di dunia persilatan ada banyak pusaka-pusaka ampuh yang harus kau tandingi dengan pusaka pula demi memperkecil resiko…”
Kemudian Mahesa Geni mendapat petunjuk gurunya tentang cara khusus untuk memakainya sebagai sabuk ikat pinggang yang nampak gagah dan menurut Ki Sapta Langit tanpa menggunakan cara yang khusus tersebut, pedang pusaka Sabuk naga Langit itu tidak dapat di lepaskan dari tubuhnya.
Dari See Thian Lama Mahesa Geni juga mendapatkan sebuah gelang tangan kiri selebar tiga jari yang terbuat dari batu bintang berwarna biru. Menurut kakek tersebut, gelang ini adalah Gelang Cermin Petir, yang mempunyai kegunaan mengembalikan pukulan tenaga sakti lawan sampai lima kali lipat. Selain itu dengan adanya gelang tersebut dia tidak usah takut dengan segala jenis racun jenis apapun yang menyerangnya.
“Jangan kau mencari kami karena kami akan mencarimu jika kami membutuhkan. Maka untuk mempermudah kami mengetahui tentangmu, maka mulai sekarang julukanmu adalah Pendekar Sabuk Naga.”