Hong Sin terkejut.
Ini adalah suatu kekuatan yang mengerikan, jauh lebih kuat dari
penggabungan ketujuh partai besar sekalipun.
“Secara diam-diam Subo dan aku telah mengumpulkan bekas
pengikut subo yang masih taat padanya.
Mereka inilah yang bergerak dari dalam yang hingga saat ini sudah
menguasai sepertiga kekuatan yang ada.
Akhir-akhir ini murid murtad itu rupanya telah mencium adanya gerakan
kami. Kami tahu sampai saat ini dia
belum berani bertindak apa-apa. Namun
ada dua jagoan khusus yang bekerja khusus untuk mencari dan mengeksekusi
orang-orang yang di curigai…” Gadis itu
berhenti sejenak sambil menatap Hong Sin…kemudian melanjutkan…
“Mereka berdua memiliki kekuatan yang hebat dan mereka
memiliki hak untuk masuk ke mana saja di Mo-Kiong-Bun dengan leluasa… Kau akan
membantu kami secara diam-diam untuk menghadapi salah satu dari kedua jagoan
ini, yaitu si Rasul Hukum Kerudung Hitam …”
Belum sempat gadis itu membuka melanjutkan, tiba-tiba
terdengar melesat bayangan hitam dan bentakan mengguntur?...”
“Perempuan jalang, murid murtad, kiranya kau adalah seorang
perempuan murahan dan seorang pengkhianat...!
Hehehe, sekarang tertangkap olehku kau takkan lolos lagi dengan
seenaknya…”
Serentak kedua orang muda itu membalikkan tubuh. Hong Sin mendengus dingin, sedangkan si gadis
terkejut. Mereka sadar, kewaspadaan
mereka berkurang. Di hadapan mereka
terlihat seorang pemuda berusia tigapuluh tahun. Wajahnya tampan namun pucat dengan mata
bersinar-sinar jalang. Sepasang
tangannya berwarna Hitam dan hijau yang menyiratkan dua macam bau, yaitu bau
kembang mayat dan bau amis kuburan tanda memiliki kadar racun yang ganas.
“Siapa cacing pita
jelek ini?...” tanya Hong Sin sambil
berbisik.
“Dia adalah murid dari Lo-Tok-Ong yang baru di angkat
sebagai Ngo Hu-Hoat, julukannya adalah Pesolek Cabul Racun Mayat, Kao Cin…”
Hong Sin melangkah maju menyambut lawan namun baru hendak
melangkah, lengan kanannya telah di pegang oleh Kang Hong Ing, yang segera
berbisik....
“Sin-Koko, biar ku tangani yang satu ini, kau lihatlah di
sekeliling kalau-kalau ada mata dan telinga yang bersembunyi…!”
Hong Sin memandangnya dengan khawatir: “Kau yakin dapat
mengatasinya…?”
“Hih, kau terlalu meremehkanku, walau aku ada hubungan seperguruan
dengannya namun bukankah aku Ji Hu-Hoat sedangkan dia hanya Ngo-Hu Hoat
saja?...” Berkata demikian gadis itu
maju ke depan lawannya.
“Suheng, kau berani memata-mataiku…apa maksudmu…?” Wajah Kang Hong Ing berubah jadi sedingin
es. Matanya bersinar mencorong tajam
membuat lawan ragu-ragu sejenak.
Sambil tertawa mengejek Kao Cin menyahut: “Hmmm…sumoi,
sebentar lagi kau akan menikah dengan Bong-suheng, tapi kau berani pat-gulipat
dengan orang lain di tempat sepi seperti ini…sekarang aku memiliki alasan untuk
menghukummu. Lihat saja, kau akan ku
tangkap dan ku perkosa kemudian akan ku serahkan pada suhu untuk di
hukum…hahahaha”
Wajah gadis itu menjadi kelam menahan kemarahan. Namun demikian bibirnya masih tersenyum
dingin: “Hih, aku tau kau sudah lama menginginkanku bukan? Tapi sayang, kau
terlalu pengecut sehingga tidak berani dan hanya menggigit jari saja saat
melihat perjodohanku dengan suheng-mu, tapi kau salah…aku sama sekali tak
tertarik pada kalian berdua...” Gadis
itu mengerahkan dua per tiga tenaganya keseluruh tubuh.
“Hohoho, kau kira aku takut dengan ‘Ilmu Cakar Tulang Putih Beracun’mu?...Baik, mari
kita coba dengan ‘Racun Bunya Mayat Hijau’ dan ‘Racun Kabut Iblis Hitam”
milikku…” Kao Cin lalu menyerang dengan
sengit. Dari kedua lengannya
mengeluarkan tenaga-tenaga mujijat beracun mematikan berwarna hijau dari ilmu
‘Racun Bunya Mayat Hijau’. Sementara
Kedua lengan Hong Ing mengeluarkan sinar putih keperakkan membentuk cakar
dengan kuku-kuku yang tajam menyengat menyambut pukulan-pukulan suhengnya.
Lewat duapuluh jurus keadaan mereka masih seimbang, ini
membuat Kao Cin semakin marah. Apalagi
saat di lihatnya pemuda yang di anggap memelet sumoinya itu berlalu dari situ
tidak tahu kemana. Dia lalu menambah
tenaganya sambil membentak: “Hah, ‘Cakar TulangPutih Beracun’mu memang hebat
sumoi, namun bagiku bukanlah apa-apa…Heeaaaaahh…”
Kali ini dia menyerang lebih sungguh-sungguh dengan
pengerahan sepenuh tenaga. Tubuhnya
berkelebat dengan kedua lengan menghantam bertubi-tubi ke seluruh bagian
tubuhnya dengan pengerahan dua ilmu beracun yang berbeda sekaligus.
“Hehehe…lihatlah, tak lama lagi kau akan takluk…”
“Huh, aku memang baru di angkat sebagai murid oleh
Lo-Kwi-Ong dan belum banyak belajar darinya, namun kau bukanlah lawanku…jagalah
…” Gadis itu memekik tinggi. Tubuhnya seketika melesat ke atas setinggi
tiga tombak dan menukik dengan deras.
Seketika dari tubuhnya keluar sinar pekat kemerahan yang mengelilingi
seluruh tubuh. Dan saat masih di udara
itu bayangan tubuhnya terpecah menyerang dari empat penjuru dengan pukulan dan
tendangan yang mematikan yang di lambari sengatan-sengatan hawa pekat yang
membuat darah lawan bergolak kental tak tentu dan serasa mengering.
“Iiiikhhhh… Sin-Hiat Im-Tok-Khi-kang (Hawa Racun Dingin
Darah Gaib)…Kau…kauuu…?” Pemuda tampan berwajah pucat tersebut kaget setengah
mati menyaksikan pukulan sakti yang legendaris itu di kuasai oleh gadis itu ini
dan sekarang dikerahkan untuk menyerangnya.
Namun tak dapat dia berpikir banyak…dengan mengerahkan seluruh kekuatannya
untuk membuat pertahanan. Pengerahan
ilmu ‘Racun Hijau Bunya Mayat’ dan ‘Racun Hitam Kabut Iblis” sampai titik
puncak membuat tubuhnya di tutup oleh hawa pekat hijau-hitam yang melindungi
diri.
Namun sekuat apapun dia coba bertahan, tetap kalah tenaga
dan kalah mutu ilmunya hingga suatu saat… “Dheesssshh….Huaaaak…?” Tubuhnya
terlempar ke belakang menabrak pohon.
Tubuhnya terduduk dengan luka dalam yang parah. Sementara dari bibirnya mengalis darah
segar.
Kao Cin bangkit berdiri dengan wajah menahan kesakitan. Matanya yang jalang melirik kesana-kemari
sesaat kemudian tiba-tiba dia membanting lima buah granat asap hitam ke
sekelilingnya, sehingga daerah seluas sepuluh tombak itu tertutup asap hitam. Menggunakan kesempatan ini tubuh Pemuda Pesolek
pucat itu menyelinap untuk melarikan diri.
Namun baru saja tubuhnya keluar dari kepulan asap, tiba-tiba…
“Maaf sobat, urusan kita belum selesai…” Serangkum hawa padat seperti tembok
menghadang di depannya sehingga dia tidak dapaat maju. Segera di kerahkan tenaga namun dia malah
terpental balik.
“Apa maumu? Kita tak berurusan apapun…jangan campuri
urusanku?” Cepat pemuda pesolek ini
memaki pemuda yang di lihatnya bersama-sama dengan sumoinya tersebut.
Hong Sin menatap tajam pemuda pesolek muka pucat tersebut:
“Aku tidak suka membunuh, tapi kali ini kau telah menimbulkan urusan yang
membahayakan, maka ku beri kau empat puluh jurus untuk mengalahkanku. Jika kau dapat menjatuhkanku, kau boleh pergi
tapi jika tidak aku akan mengambil kedua lenganmu, bagaimana…?”
“Sin-Koko, orang ini sangat berbahaya bila di biarkan, biar
ku selesaikan…!” Kang Hong Ing berkata
cepat mencegah kekasihnya, namun Hong Sin mengangkat tangan memberi isyarat
gadis itu untuk diam di tempat.
Melihat ini Kao Cin tersenyum mengejek: “Kau yang mengatakannya, jangan salahkan aku
bila kau mampus percuma…Heeeeaaaatt…”
Pemuda itu menyerang dengan sepenuh tenaga. Sambil mengerahkan semua
ilmu-ilmunya.
Hong Sin bertindak sebat. Dengan mengerahkan Ilmu Ajaib
Hun-Khai Kian-Kun-Tin (Ilmu Barisan Membuka & Menutup) dia berkelebatan
menghindar kesana-kemari tanpa dapat di sentuh oleh Kao Cin, sementara
bertarung dia mengerahkan Sim-Khe (Cermin Hati)nya.
Kang Hong Ing tadinya mengerutkan kening melihat tingkah
pemuda pujaan hatinya, namun setelah di perhatikan, ternyata mata pemuda itu
bersinar-sinar aneh mengamati setiap gerakan si Pesolek Cabul Racun Mayat
tersebut, diam-diam dia berpikir:
“Ahh, apakah Sin-Koko sedang mempelajari jurus-jurus manusia busuk ini?...tapi untuk
apa? Bukankah kepandaiannya jauh lebih tinggi?...aneh…”
Sampai lewat empatpuluh dua jurus Kao Cin menyerang tanpa
henti dengan jurus-jurus terhebat yang dia kuasai akhirnya dia berhenti dengan
nafas ngos-ngosan, maka sahutnya dengan gusar:
“Bangsat, apakah kau hanya pandai menghindar saja? Majulah
dan sambut seranganku kalau berani?...”
Hong Sin tertawa: “Hehehe, baiklah, masih ada tiga jurus
lagi, aku pasti akan memuaskan hatimu, silahkan…”
Sambil menggembor marah, Kao Cin menyerang dengan sepenuh
tenaga dengan kedua pukulan saktinya yang di pukulkan dengan sepenuh tenaga
kearah lawan . Sebentar saja tempat itu
penuh dengan bau busuk dan bau mayat yang memuakkan. Hong Sin mengulurkan tangan menyambut kedua
pukulan itu.
“Heh…kau….Kau?”
Terlihat ekspresi kaget dan ketakutan dari mulut Pesolek Cabum Muka
Mayat tersebut. Tubuhnya bergetar hebat
tanpa mampu melepaskan diri dari telapak lawan yang menempel bersilangan di
pada kedua telapak tangannya dan tak lama kemudian pemuda itu terlempar dengan
lengan sebatas sikut yang sudah mengering tinggal tulang, mati!
Hong sin menggerakkan kedua lengannya yang tiba-tiba telah
menjadi hijau dan hitam, setelah mengatur posisi sebentar dia kemudian
memainkan ilmu-ilmu yang di kerahkan Kao Cin tadi, makin lama-makin cepat dan
lebih dahsyat dari yang di miliki Kao Cin sendiri. Saat dia berhenti, Hong Ing mendekatinya.
“Sin-Koko, apakah kau yakin dengan apa yang akan kau lakukan
ini?...”
Hong Sin tersenyum memandang gadis cantik itu: “ing-moi,
walau mengandung resiko namun lebih baik daripada bersembunyi bukan?...lagi
pula orang ini mempunyai akses bukan hanya Mo-Kiong-Bun, tapi juga
Giam-Bong-Kok…aku hanya perlu mempelajari kebiasaannya saja…”
Gadis itu tak membantah.
Bibirnya yang mungil bersiut panjang pendek dengan getaran yang
rendah. Beberapa saat kemudian muncul
seorang wanita paruh baya berusia empat puluh tahun dari balik air terjun. Hong Ing memberi tanda pada mayat Kao Cin,
kemudian menunjuk pada Hong Sin. Wanita
itu mengangguk kemudian mengangkat tubuh Kao Cin dan membawanya pergi.
“Ing-moi, tadi kau baru mengatakan tentang si Rasul Hukum
Kerudung Hitam, bagaimana dengan yang satu lagi…siapakah dia?” Hong Sin berkata
dengan suara lembut.
Gadis itu terdiam mulutnya terkunci. Kedua matanya yang bening menatap sang pemuda
dengan tatapan sejuta rasa…sejenak kemudian dia tertunduk menatap tanah di
depannya sambil tangannya memainkan ujung rambutnya. Akhirnya dengan suara berat dia berkata
perlahan:
“Dia…ada di depanmu, Sin-koko…!”
“Apa???...”
“Benar, Akulah si Rasul Hukum Kerudung Putih…!” Kata gadis itu sambil menatap Hong Sin dengan
tajam.
Tak lama kemudian Wanita setengah baya tadi sudah keluar
lagi dari balik air terjun. Di tangannya
ada seperangkat pakaian baru yang sama seperti milik Pesolek Cabul Muka Mayat
dan di atasnya ada topeng dari kulit tipis yang di ambil dari wajah si pesolek
tersebut. Tak lama kemudian mereka
mendandani Hong Sin.
Kang Hong Ing terus memandangi pemuda itu sampai dia berubah
sama sekali. Setelah selesai Hong Sin
bergerak-gerak menirukan gaya bicara, suara, tatapan dan lagak si pesolek cabul
dengan sempurna sekali sampai Hong Ing terbengong-bengong.
“Apakah kau akan tetap melakukan peran ini?” Katanya
perlahan
“Dengan cara yang licik, Giam Bong-Kok berusaha menanamkan
pengaruhnya di Mo-Kiong-bun, tak nyana akhirnya membuka jalan baik bagi
kita…ini adalah senjata yang paling baik untuk saat ini” Seru Hong Sin dengan gembira.
“Benar Sin-Koko, tapi mengapa harus orang ini? Mengapa bukan
yang lain saja…?” desak gadis itu.
“Eh, apa maksudmu Ing-moi? Memangnya ada apa dengan dia?...”
Hong Sin balik bertanya dengan alis berkerut.
Hong Ing melirik dengan tersenyum aneh memandang wajah
pemuda itu yang terbengong itu, kemudian membalikkan tubuh dengan gemulai
sambil berjalan kearah goa air terjun di iringi dengan tatapan tak mengerti
oleh Hong Sin. Setelah lima langkah
terdengar suara gadis itu yang perlahan namun pasti, menghentak kesadaran
pemuda itu kea lam nyata…
“Karena dia adalah pria cabul, tukang perkosa wanita,
sedangkan kau tak ingin mengecewakan enci Goat, bukan?… nah jika kau gagal
meniru kesukaan utama bangsat ini, mereka tentu akan mudah mengetahui
jejakmu…”
“Ehhh…???” Hong sin terdiam seribu bahasa sambil menatap
bengong kearah gadis cantik itu.
***