Laman

Jumat, 12 April 2013

Pertemuan Jit Goat Kauw & Munculnya Pangeran Pedang Iblis

Salah satu hutan lebat yang terletak di antara pertemuan sungai-sungai kecil yang mengalirkan airnya ke sungai Yang-ce, tampaknya tidaklah sunyi seperti biasanya. Hari menjelang malam ketika nampak bayangan orang-orang berkelebatan di antara pepohonan. Nyata kalau mereka bukan orang-orang biasa atau paling tidak mereka punya sesuatu yang bisa di andalkan sampai berani datang ke tempat itu.
Pertemuan rahasia para tokoh-tokoh aliran hitam. Untuk alasan inilah sebenarnya pertemuan rahasia ini di adakan. Undangan yang di sebarkan dari mulut ke-mulut oleh orang-orangnya Jit-Goat-Kauw ternyata menarik minat yang tidak sedikit bagi para tokoh hitam yang merasa mempunyai kemampuan cukup.
Agendanya, adalah untuk membicarakan strategi menghadapi “Pertemuan Besar Orang-Orang Gagah” dari golongan putih tiga bulan mendatang dan merayakan kembali bangkitnya pemimpin dunia hitam yang sudah lama hilang tersebut.
Tampaknya pertemuan ini sangat di rahasiakan sehingga yang hadir tidak begitu bayak. Dan memang semua yang telah hadir saat ini hanyalah para pemimpin tiap-golongan dari setiap daerah kekuasaan mereka. Meski demikian ternyata jumlah mereka tidaklah sedikit, hampir mencapan 200an orang.
Di antara mereka, para anggota Jit-Goat-Kauw juga hanya terlihat beberapa orang saja, itupun hanya ke 10 orang dari 12 Raja Iblis Lembah Neraka yang sakti yang menggetarkan jiwa karena kesaktian mereka yang terhitung tokoh-tokoh angkatan tua dunia hitam. Ditengah-tengah mereka tampak seorang pemuda tampan pesolek yang memegang sebuah kipas sutra dari baja murni.
Tampak di antara mereka juga ada para tokoh angkatan tua lain yang berjuluk 7 Siluman Langit, 4 Ketua dari 4 partai sesat, dan masih ada empat orang aneh lainnya yang tidak di kenal.
Di dalam hutan yang lebat itu ternyata telah di bersihkan dan telah berdiri sebuah panggung yang cukup besar. Ditengah-tengah panggung tersebut nampak 32 kursi yang di atur mengelilingi sebuah meja segi delapan yang berat dan besar. Sementara para pemimpin-pemimpin yang lebih rendah mereka berdiri mengelilingi di sekitar panggung.
Menjelang tengah malam, saat semua orang sedang menunggu, tiba-tiba terdengar suara tertawa yang rada-rada mirip kera. Saat semua orang menoleh ke arah suara, tampak dua orang yang aneh keluar dari balik pepohonan. Salah satunya memanggul sebuah karung besar. Siapa lagi kalau bukan Hek-hoat-Mo-ong dan Hek-wan-sin-mo yang datang sambil memanggul tubuh Cu In Lan.
Melihat ini, salah seorang yang duduk dekat si pemuda tampan pesolek itu segera menegur kesal: “Hemm, jika kalian terlambat saja beberapa menit lagi, mungkin Kauw-cu-ya akan segera memisahkan kepala kalian...”
“Hahaha...kami terlambat karena sedang mempersiapkan satu hadiah khusus buat Kauw-cu-yaa.” Berkata demikian, Hek-hoat-Mo-ong meletakkan karung besar itu dan sekali tangannya bergerak, robeklah karung tersebut.
Mata semua orang yang ada di situ terbeliak kaget tatkala melihat seorang gadis yang cantik sedang terikat, bahkan banyak yang kemudian berseru-seru dengan suara yang bernada kotor yang hanya di sambut dengan gelak tawa dari sana-sini.
Kauw-cu-yaa yang tadi hanya duduk angkuh dengan mata yang di pejamkan juga membuka matanya dan tertegun melihat kecantikan. Dia banyak mempermainkan dan menikmati tubuhgadis-gadis cantik, tapi yang ini lain-dari yang lain.
Namun suasana hatinya jengkel ketika mendengarkan suara-suara kotor di sekitar. Sinar matanya tiba-tiba mencorong dan memandang ke arah kiri. Beberapa detik kemudian, berkelebat sebuah bayangan dengan cepat dan di lain saat terdengar jerit kematian 5 orang dengan leher terkuak leber.
Semua orang terdiam dan suasana jadi sunyi seketika. Ternyata salah satu dari 12 Raja Iblis Lembah Neraka, yaitu Hek-Tok-Jiauw-Ong telah bergerak mengantar kematian 5 orang tersebut sesaat setelah melihat sinar mata mencorong Kauw-cu-yaanya yang di tujukan kepada orang-orang yang berumur pendek tersebut.
“Hemm...Mulai sekarang aku akan mengambil gadis ini sebagai selirku, siapapun yang berani kurang ajar padanya akan bernasib sama dengan ke lima orang tersebut...” Perlahan namun pasti, suara yang datar namun terdengar angkuh, keluar dari mulut Pemuda tampan pesolek itu.
Di lain saat, ketika karung itu telah terbuka, Cu In Lan telah sadar sepenuhnya, hanya saja karena tubuhnya tertotok, maka dia tidak dapat berbuat apa-apa. Tapi dia menyaksikan semua peristiwa itu.
Pemuda itu bangkit dan mendekatinya. Di lain saat, tubuhnya telah di angkat dalam pondongan pemuda tersebut yang hanya tersenyum-senyum aneh.
Cu In Lan merasa tubuhnya panas-dingin, ini pengalaman pertamanya. Perasaan ketakutan yang amat sangat dia rasakan tapi apa dayanya saat ini. Namun itu tidak berlangsung lama, dan yang terjadi selanjutnya segera saja membuat dia merasa lega.
“Ambil tandu!” Tiba-tiba pemuda itu berkata kalem. “Nona manis, sekarang aku ada urusan besar, kau sabar saja...setelah selesai, kauw-cu-ya mu ini akan segera menikmati tubuhmu yang indah ini...hahaha...” Beberapa saat kemudian, 4 orang berbadan kekar berjubah hitam dengan gambar matahari-bulan di dada muncul sambil membawa tandu.
Pemuda itu melemparkan tubuh gadis itu yang melayang masuk dalam tandu dengan posisi duduk. “Jaga dia seperti kepalamu...!” sahut pemuda itu dengan suara keren. Keempat pengusung tandu itu mengangguk, dan sesaat kemudian telah melesat meninggalkan tempat itu menuju ke arah selatan.
Setelah terdiam sejenak, pemuda itu kemudian membalikkan badan menghadapi meja tersebut.
“Lo-Mo, apa semua sudah siap?...”
“Maaf Kauw-cu-ya, hanya tinggal 5 Iblis Bumi yang belum kelihatan bayangan mereka..., tapi sepertinya kita tidak bisa menunggu mereka lagi.” Seorang Kakek Tua bermata satu menyahut. Agaknya dialah yang di sebut sebagai Lo-Mo (Iblis Tua) tersebut.
Pemuda itu mengangguk. “mulailah” sahutnya dingin.
Iblis Tua mengangguk kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah. “Saudara sekalian, Yang pertama, malam ini saya mewakili Tai-Kauw-cu dan Kauw-cu-ya, menyampaikan selamat bertemu. Sebagaimana yang kita sama tahu, bahwa sebantar lagi akan segera di adakan “Pertemuan para Enghiong” dari golongan putih. Kita tidak boleh membiarkan hal,ini terjadi. Kalau mereka tidak bersatu, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menghabisi mereka”
Berhenti sejenak, sambil menarik nafas dia melanjutkan: “yang ke-dua, Tanggal 15 bulan depan, adalah merupakan hari ulang tahun tokoh junjungan kita yang ke 115 tahun yaitu “Yang termulia dan Yang tersakti Tai-Kauw-cu Jit-Goat-Mo-Ong”, Beliau menginginkan kita semua, di bawah pimpinan Kauw-cu-ya, boleh berjasa baginya dengan mempersembahkan satu orang satu kepala dari para manusia-manusia sombong golongan putih.”
Suasana masih tetap hening, Semua orang sedang berpikir. Tiba-tiba salah seorang yang duduk di meja di antara ke-4 Ketua Partai sesat, yaitu Hek-Liong Sin-Mo dari Hek-Liong-Pai berdiri dan berkata dengan suara nyaring.
“Hemmm...kami di undang oleh Jit-Goat Mo-Ong untuk datang. Dengan memandang muka beliau, kami dari Hek-Liong-Pai segan dan tau diri, tapi kalau orang yang kau sebut Kauw-cu-ya, sehebat apakah dia?...”
“Benar, Kami dari Im-Yang-Kauw, tidak pernah menerima perintah siapapun dan tidak akan pernah menghambakan diri seperti ke-12 Iblis kalian...kecuali kalau kau bisa menandingi kepalanku....” Dengan suara yang tak kalah lantang Im-Yang Hek-mo bangkit dan berseru.
“Sombong...” Salah seorang dari ke12 Iblis bangkit dan berseru marah. Diikuti rekan-rekannya yang lain. Seketika itu juga suasana menegang dan tak bersahabat.
Im-Yang Hek-mo tersenyum sinis. “Hahaha, Siang-Tok Sian-li, kita sudah pernah bertempur, dan rasanya kalaupun hal itu harus terulang, sudah jelas siapa yang akan jadi pemenangnya.
Panas hati Siang-Tok Sian-li bergerak, namun baru saja dia hendak bergerak menyerang, terdengar suara dingin dari samping.
“Ku beri kesempatan sekali padamu untuk memukul sekali, kalau kau tak dapat merobohkanku, maka kau harus menjilat sepatuku...” Ternyata pemuda yang di sebut Kauw-cu-ya itu yang berkata.
Im-Yang Hek-mo terbeliak dan dongkol atas kejumawaan orang. “Baik, sambutlah...” Belum habis perkataannya pukulannya telah menderu tiba di ikuti dua hawa pukulan Im-Yang yang berwarna merah dan putih.
“DAAAARR...” “Hoek....” Im-Yang Hek-mo memuntahkan darah segar dari mulutnya sedangkan Kauw-cu-ya dengan kedua tangan bersilangan di depan dada hanya terdorong 2 langkah kebelakang.
Sungguh semua orang kaget, terlebih Hek-Liong Sin-Mo yang melihat betapa rekannya luka parah. Dalam hati dia bersyukur bahwa bukan dia yang mengalaminya. Namun demikian, tak urung hatinya kebat-kebit juga saat Kauw-cu-yaa memandang kepadanya dengan sinar mata mencorong tajam.
Menyadari gelagat jelek, segera dia menekuk lutut dan berseru. “Kami dar Hek-Liong-Pay akan mau bergabung dalam satu bendera dengan Jit-Goat-Kauw.”
Melihat ini, pemuda pesolek itu hanya mendengus saja sedangkan matanya kemudian beralih ke arah Im-Yang Hek-mo yang sedang merangkak mendekatinya. Yah, dia telah di kalahkan dengan telak.
Demikianlah suasana kembali reda, setelah berbincang-dan mengatur berbagai strategi sampai hampir pagi, maka semua orang itu kemudian bubar untuk memulai gerakan bawah tanah yang akan menimbulkan malapetaka bagi dunia persilatan.
---lovelydear---
Sampai lama para pengusung tandu itu berlari-larian, melompati tebing-tebing, menyusuri jalan-jalan sempit, sampai lama juga Cu In Lan berjuang membebaskan diri dari totokannya. Diam-diam dia bersyukur, untung saja pemuda pesolek itu belum mengetahui kalau dia memiliki kepandaian tinggi.
Namun baru saja dia berusaha menjebol totokan terakhir di bagian punggungnya, tiba-tiba di rasakannya tandu berhenti. Terdengar suara garang:
“Siapa kau, berani mati menghalangi orang-orang Jit-Goat-Kauw...?”
“Huh, segala macam kantong sampah seperti itu mau kau unggulkan di depanku...1” Terdengar suara berat dan tajam. Saat tirai tersingkap di tiup angin, In Lan bisa melihat wajah penghadang tersebut.
Seorang pemuda tampan. Berusia hampir 30 tahun, dengan sebatang pedang dengan gagang berukir indah di punggungnya. Pakaiannya serba kuning dengan ikat pinggang merah dan biru.
Para pengusung tandu ini marah melihat kesombongan penghadang ini. Segera mereka menurunkan tandu dan dua di antara mereka bergerak mengurung. Satu dari antara mereka segera menyerang:
“Anak muda, kalau kau tidak mau minggir, maka mampuslah...” pekiknya marah sambil mendorong tangannya dengan pengerahan tenaga dengan maksud menjatuhkan lawan.
Pemuda itu hanya diam saja sambil terus menatap tanah. Tapi tiba-tiba, tatkala pukulan lawan mendarat di tubuhnya, justru pukulan orang itu membalik dan mementalkannya.
“Aiiiiihhhk....” “Aaaakhh...” Hampir berbareng ke empat pengusung tandu itu berteriak. Di lain saat tubuh tiga lainnya telah meloncat sambil mengibaskan tangan memukul dengan Jit-Goat- Tok-Ciang. Ternyata para pengusung tandu ini sudah dilatih Jit-Goat-Tok-ciang tingkat 1 oleh Kauw-cu mereka.
Namun mereka keliru kalau menganggap lawan kali ini adalah mangsa yang empuk. Saat tubuh mereka masih melayang di udara. Tiba-tiba pemuda itu mendesak maju sambil tangannya bergerak sekali. Tampaklah sinar tipis berkelebat dan tanpa mengeluarkan suara, atau tanpa mereka menyadari, kepala mereka telah terpisah dari badan.
Pengusung tandu yang satu lagi, hanya memandang terbelalak dengan wajah pucat.
“Ampun...tai-hiap....ampun” Sahutnya ketakutan dengan tubuh gemetar.
Pemuda itu menggerakkan tangan kirinya ke arah dada pengusung tandu itu yang segera menjerit pingsan. Tanpa dia ketahui di dadanya telah terukir nama yang tidak dapat di hilangkan: “Pangeran Pedang Iblis”.
Perlahan namun pasti, pemuda itu melangkahkan kakinya ke arah tandu. Apa yang dia lihat dalam tandu tersebut segera membuatnya tersenyum simpul penuh arti. Tampaknya nama ini merupakan pendatang baru dalam dunia persilatan yang namanya mulai melejit dalam Setengah tahun belakangan ini. Sayangnya dia juga bukanlah seorang yang baik-baik. Hakikatnya Cu In Lan itu keluar dari mulut harimau tapi masuk kembali ke mulut naga.