Ternyata lorong guha tersebut cukup panjang dan melebar ke dalam. Di
kejauhan, telinganya menangkap suara orang berbicara. Cepat tubuhnya
melesat ke arah suara tersebut dan beberapa saat kemudian dia telah ada
dalam guha yang sangat lebar tersebut. Di tengah-tengah guha tersebut,
gadis cantik yang tadi dia lihat di tawan tampak di ikat di sebuah tiang
berbentuk Pat-kwa yang di jaga oleh sembilan orang.
Tubuhnya diam tak bergerak, mengawasi sekelilingnya. Sekejap saja
dia sadar tidak ada jalan lain baginya untuk menyelamatkan gadis
tersebut selain menempur para datuk sesat ini.
“Heemmm, orang muda, siapa kau berani lancang berurusan dengan kami?” Bentak Hek-Tok-Jiauw-Ong
Sekejap Han Sian melirik ke arah gadis yang di ikat itu. “Aku tidak
punya urusan dengan kalian, aku hanya memenuhi permintaan seorang
sahabat untuk menyelamatkannya” Tangannya di kepalkan dengan jari
telunjuk terbuka menunjuk ke arah Jie Hong. Tanpa di ketahui
orang-orang sebuah tenaga bagai titik kecil yang kuat meluncur ke arah
jalan darah di dada kiri Jie Hong dan membebaskan totokan gadis itu.
Hanya gadis itu yang merasakannya tapi diapun tahu situasi, maka terus
pura-pura lemas.
“Hahahahaha....kau mimpi anak muda, karena kau tak akan selamat mulai
detik ini...” Tiba-tiba Hek-Tok-Jiauw-Ong sudah melesat ke depan
melancarkan pukulan sakti Hek-tok jiauw-kang. Dia tak berani ayal.
Karena kalau Tai-kauwcu mereka memerintahkan mereka untuk waspada itu
artinya anak muda ini berisi.
Tapi dia kecele. Hanya dengan mengegoskan tubuhnya sedikit ke
samping Han Sian telah menghindari serangan tersebut dan dalam sekejap
tubuhnya di selimuti pengerahan tenaga Hui-Im-Hong-Sin-Kang. Tenaga
sakti Hong Api ini membuat tubuhnya bagai di kelilingi jilatan-jilatan
api sehingga tempat itu jadi terang.
Pertarungan berlanjut dengan seru. Nampaknya kali ini tidak mudah
bagi Han Sian untuk menghadapi mereka. Karena ke sembilan orang ini
adalah tokoh-tokoh sakti yang sudah puluhan tahun malang-melintang di
dunia kang-ouw. Mungkin dengan kepandaiannya, dia dapat mengatasi
mereka satu lawan satu. Tapi dengan di keroyok begini, meskipun dia
tidak nampak terdesak, tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak pada
kepungan mereka.
Dia tahu akan sia-sia saja kalau dia terus melanjutkan pertempuran
itu. Kalaupun dia mengerahkan semua ilmunya satu per satu, pada
akhirnya toh dia hanya akan kelelahan saja dan ini bisa berbahaya
baginya. Sementara itu sambil melontarkan Sui-ciam-kiam-cu (jalur
Pedang Jarum Air) dan Hong-Lui-Kiam-cu (jalur Pedang Angin Petir) dari
ilmu Bu-tek Chit-kiam-ciang untuk membuka kepungan musuh, ujung matanya
melirik ke arah Jie Hong. Dia melihat gadis itu sudah mulai bergerak
perlahan.
Saat itu, ke sembilan orang itu sudah menyerangnya dengan jurus-jurus
puncak dari ilmu mereka yang dahsyat. Pukulan-pukulan beracun
berselewiran di mana-mana, sangat mengerikan. Bahkan Jie Hong yang
menonton dari sampingpun terpaksa membatalkan niatnya untuk terjun ke
dala pertempuran. Dia terpaksa segera bermeditasi untuk mengusir semua
pengaruh racun di sekitarnya.
Dengan bibir tersenyum menyeringai, tubuh Han Sian tiba-tiba
berputaran seperti gasing dan di sekitar tubuhnya muncul asap hitam
tebal yang dalam sekejap membentuk bola-bola tenaga hitam sebesar kelapa
yang terbang mengelilinginya dengan suara mencicit nyaring dan
menyambut semua serangan lawan. Inilah jurus pertama dari “Ilmu Seribu
Iblis Pemusnah” yang dahsyat. Akibatnya sungguh hebat, kesembilan
orang itu terpental dengan kuat ke belakang dan jatuh terduduk. Mereka
terluka, meskipun tidak parah karena ilmu mereka sendiri yang membalik.
“HEH! SERIBU IBLIS PEMUSNAH???” “Anak muda dari mana kau mencuri
ilmu itu?...” Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring dan serangkum tenaga
panas-dingin yang dahsyat meluruk deras ke arah Han Sian dengan sangat
cepat hampir tak dapat di lihat oleh mata. Tenaga ini bagai api dan es
yang jauh lebih kuat dari semua pukulan yang di lancarkan oleh sembilan
lawan sebelumnya. Dengan telak menghantam tubuh Han Sian yang baru saja
menarik pulang setengah dari kekuatan yang di lepasnya.
“DHAAAR...” “BLAAAAMMM....” Tubuh Han Sian terlempar menabrak dinding batu dan melesak sedalam setengah meter.
“Jit-goat-mo-ong?” Han Sian terkejut melihat kakek ini. Tadi saat
dia mulai menarik kembali tenaganya, dia merasakan sesuatu yang tidak
beres. Segera dia mengerahkan Kui-sian i–sin-kang sampai tahap
kekosongan, namun waktu yang dia miliki tidak cukup. Baru saja setengah
dia kerahkan tenaganya, tubuhnya sudah terpukul telak.
Han Sian mengerahkan tenaga Hui-Im-Hong-Sin-Kang, tubuhnya melesat
keluar dan berdiri tegak di depan Jit-goat Mo-ong. Bajunya hancur dari
sela-sela bibirnya mengalir darah kental. Dia terluka dalam yang parah.
“Hehehe...anak muda, apa kau masih sanggup menghadapiku dengan tubuh seperti itu?”
Mata Han Sian berkilat: “Hemm...kau mau mencoba?...paling tidak kaupun tak bisa berbuat banyak padaku”
Alis Jit-goat Mo-ong berkerut. Dia bukan orang bodoh, dia tahu
kehebatan Ilmu Seribu Iblis Pemusnah, karena ilmu itu adalah milik tokoh
sakti yang masih terhitung kakek gurunya karena gurunya iblis Api-Es
adalah sute dari Sang Iblis Pemusnah itu. Cuma dia tidak terlalu yakin
apa pemuda di depannya ini sudah menguasai sampai tingkat ke tiga belas
atau belum.
“Baiklah, nanti kita lanjutkan kemudian...” Dia mengangkat tangannya
dan dalam sekejap semua orang di situ telah menghilang di balik
batu-batu. Kecuali Jit-goat Mo-ong yang masih tinggal.
“Anak muda, aku masih ada urusan kita bertemu lagi nanti...tinggallah
kalian di situ sampai mati...” Tiba-tiba tangan kirinya di pukulkan ke
arah Jie Hong sedang tangan kanannya memukul hancur dinding batu di
sebelahnya.
Selarik sinar ke hitaman menerjang ke arah Jie Hong. Segra nona ini
mengangkat tangannya menangkis. Tapi sesaat sebelum pukulannya beradu
dengan larikan sinar itu, Han Sian sudah berkelebat menarik pinggangnya.
“Dhaaarrrrr...” Dinding di belakang Jie Hong berlubang besar. Gadis
itu terbelalak. Sementara itu guha itu tiba-tiba bergertar keras saat
mulut guha tertutup oleh tembok besi setebal sepuluh inci. Rupanya
dinding sebelah kanan yang di pukul hancur oleh Jit-goat Mo-ong ini
adalah alat penggerak dari dinding baja tersebut.
Setelah goncangan itu berhenti, tinggal mereka berdua di dalamnya.
Han Sian terdiam tak bergerak dengan tatapan kosong. Melihat ini Jie
Hong khawatir dan menyentuhnya. Saat itulah tiba-tiba tubuh Han Sian
meluruk jatuh ke tanah dalam keadaan pingsan. Ternyata lukanya sangat
parah.
Jie Hong bingung, khawatir tidak tahu apa yang bisa di lakukan. Dia
sudah coba menyalurkan tenaga, tapi selalu terpental balik. Setelah
lebih setengah hari dia mencoba, akhirnya dia pasrah dengan kepala
bersandar di atas dada Han Sian, menangis sesegukan...Dia sedih, karena
tahu bahwa mereka terkurung di tempat itu. Dia sudah memeriksa tempat
itu tapi tidak ada jalan keluar.
Berapa saat kemudian dia menangis, sampai tertidur. Keadaan guha itu
dingin dan senyap. Sepeminuman teh kemudian, Jie Hong tersadar. Tapi
dia merasa sesiuatu yang aneh tapi hangat mengalir di sekitar tubuhnya.
Dia merasakan sebuah tangan memegang kepalanya yang sementara bersandar
di dada telanjang tak berbaju. Mukanya merah dan segera akan bergerak,
tapi tiba-tiba...
“Jangan bergerak nona, kita sedang dalam tahap pemulihan,
pergerakanmu akan mengacaukan arah gerakan ‘sang naga’....” Suatu suara
berbisik di telinganya, akhirnya dia menurut dan diam tak bergerak.
Dirasakannya tenaga yang aneh namun amat kuat berganti-ganti menerobos
tubuhnya dan lenyap berulang-ulang yang membuatnya serasa nyaman. Tidak
menunggu lama akhirnya proses itu selesai saat pemuda itu menarik
tenaganya.
“Nona maaf, aku menggunakan tubuhmu sebagai perantara kesembuhanku
serta memperkuat tenagaku...” Han Sian menatap Jie Hong dengan penuh
selidik.
“Lupakan, kita senasib...kau sudah membantuku lepas dari aib, aku sungguh berhutang budi padamu...”
“Nona, aku Han Sian, bolehkah ku tahu siapakah namamu...?”
“Jie Hong...”
“Nama yang indah, seindah orangnya...” Kata Han Sian memuji,
tiba-tiba ruangan itu jadi terang oleh kayu yang di bakar oleh Han Sian
dengan ilmu Hui-Im-Hong-Sin-Kangnya.
Pipi Jie Hong menjadi merah mendengar pujian ini, sejenak wajahnya
tertunduk malu. Han Sian terpesona, tangannya terulur memegang tangan
Jie Hong.
“Bolehkah aku memanggilmu Hong-moi?...” Gadis itu mengangkat mukanya memandang wajah tampan di depannya itu.
“Boleh...boleh Sian-Ko” Entah bagaimana caranya dan entah siapa yang
memulai terlebih dahulu, tapi tiba-tiba kedua insan itu sudah
berpelukan mesra. Han Sian mencium bibir hangat gadis itu dengan penuh
perasaan. Dan sejauh ini, Jie Hongpun hanya diam saja dengan pasrah
sampai akhirnya mereka bergulingan di lantai guha itu dengan tubuh
telanjang tanpa pakaian sama sekali.
Jie Hong menggeluh lirih saat tangan Han Sian meremas-remas kedua
payudaranya, sedangkan lidahnya mengulum puting bukit yang menjulang
indah dan mengeras itu.
Pada dasarnya Jie Hong memang seorang gadis yang sangat cantik, tidak
kalah dari In Lan maulun Hong Lian. Tubuhnya sintal dengan buah dada
yang padat dan kencang. Sementara pinggulnya bulat dan padat. Pahanya
yang panjang dengan kulit putih mulus, sungguh membuat Han Sian yang
sudah cukup lama tidak bermesraan, bergerak bagaikan harimau yang sedang
menikmati mangsanya.
Dia menikmati seluruh keindahan tubuh itu dengan mantap dan
bergairah. Dengan segenap pengalaman yang di milikinya, dia membuat Jie
Hong mengkeret sampai bibir manis itu mengerang-erang lirih dengan
keras...Apalagi ketika Han Sian mulai menindih gadis itu dan memasukkan
miliknya yang besar. Perlahan, namun pasti...Jie Hong menggelinjing
menikmati permainan Han Sian yang membuat dia merasakan kenikmatan yang
belum pernah di alaminya sebelumnya dengan amat sangat, cukup lama,
sampai akhirnya:
“Aaaaaaaaaakkkhhhh.....” Kakinya terangkat ke atas dan mengejang
kuat. Tangannya menggaruk lantai dengan kepala terangkat ke belakang...
”Ooooohhhh...” berulang kali dia menggeluh nikmat ketika Han Sian
terus membiarkan miliknya tinggal di dalam dan memutar-mutar
pinggangnya. Sampai lama, Jie Hong menggigit bawah bibirnya sambil
memejamkan mata dan mengejang ...akhirnya tenaga keduanya mengendur
sambil terus berpelukan dengan berpeluh.
Han Sian terus mengulang-kembali permainan itu sampai empat kali.
Ternyata walaupun baru pertama kali, jie Hong pasrah saja meskipun
hampir tidak sanggup menahan kenikmatan yang berulang-ulang kali di
rasakannya itu.
Demikianlah beberapa waktu lewat. Han Sian akhirnya tersadar, dan
mulai menyelidiki tempat itu. Tempat itu memang telah tertutup dengan
rapat. Tapi secara kebetulan mereka menemukan jalan air yang masuk ke
tempat itu. Mereka mulai menggalinya sehingga itu tembus sampai ke
sebuah sungai yang mengalir di bawah bukit tersebut. Hari itu tepat
satu hari sebelum Pertemuan besar tersebut.
Dengan Ilmu meringankan tubuhnya Han Sian membawa Jie Hong dengan
cepat untuk bertemu dengan para tokoh-tokoh aliran putih lain yang juga
membagi dua kelompok yang menuju ke arah Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai
untuk melindungi kedua perguruan tersebut. Para pengacau Jit-goat-kauw
sangat terkejut akan adanya bala bantuan yang mereka tidak harapkan ini
di sela-sela kemenangan yang hampir mereka raih, sehingga rencana
mereka menghancurkan kedua partai besar itu gagal total. Namun meski
demikian tetap ada banyak sekali makan korban.
Demikianlah saat terjadinya pertempuran di pertemuan antara para
pendekar dengan Tee-mo Kiam-ong, saat yang sama juga para pendekar
sedang menghadapi penyerbuan para pengikut Jit-goat-kauw sehingga tidak
ada yang menghadiri pembantaian maut ti Puncak awan Putih tersebut.
Kekuatan hitam terpukul mundur, 12 raja Iblis hanya tersisa lima orang.
Sedangkan empat partai sesantinggal beberapa pentolannya yang melarikan
diri. Sedangkan Jit-goat Mo-ong sendiri bertarung satu hari-satu malam
dengan Han Sian sehingga terluka parah danmelarikan diri.
Peristiwa ini adalah peristiwa yang paling tragis yang terjadi di
dunia persilatan. Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai hampir berantakan.
Setelah peristiwa tersebut dunia kang-ouw dan bu-lim menjadi sepi.
Tidak ada pergerakan apapun yang muncul sampai setahun kemudian.
Dengan demikian, berakhirlah bagian pertama dari Pendekar Asmara
Tangan Dingin ini. Bagaimanakah keadaan Han Sian yang menghilang selama
satu tahun?, dan bagaimana keadaan asmara segi empatnya dengan Cu In
Lan, Hong Lian dan Jie Hong? Bacalah cerita Pendekar Asmara Tangan
Dingin Episode ke dua berjudul “PEWARIS PARA DEWA” Di mana anda
akan bertemu dengan banyak tokoh-tokoh muda yang maha sakti
pewaris-pewaris enam keluarga besar dunia persilatan.