Laman

Jumat, 12 April 2013

Jurus Tai-kaucu ke tiga VS Jurus pertama Seribu Iblis Pemusnah

Ternyata lorong guha tersebut cukup panjang dan melebar ke dalam. Di kejauhan, telinganya menangkap suara orang berbicara. Cepat tubuhnya melesat ke arah suara tersebut dan beberapa saat kemudian dia telah ada dalam guha yang sangat lebar tersebut. Di tengah-tengah guha tersebut, gadis cantik yang tadi dia lihat di tawan tampak di ikat di sebuah tiang berbentuk Pat-kwa yang di jaga oleh sembilan orang.
Tubuhnya diam tak bergerak, mengawasi sekelilingnya. Sekejap saja dia sadar tidak ada jalan lain baginya untuk menyelamatkan gadis tersebut selain menempur para datuk sesat ini.
“Heemmm, orang muda, siapa kau berani lancang berurusan dengan kami?” Bentak Hek-Tok-Jiauw-Ong
Sekejap Han Sian melirik ke arah gadis yang di ikat itu. “Aku tidak punya urusan dengan kalian, aku hanya memenuhi permintaan seorang sahabat untuk menyelamatkannya” Tangannya di kepalkan dengan jari telunjuk terbuka menunjuk ke arah Jie Hong. Tanpa di ketahui orang-orang sebuah tenaga bagai titik kecil yang kuat meluncur ke arah jalan darah di dada kiri Jie Hong dan membebaskan totokan gadis itu. Hanya gadis itu yang merasakannya tapi diapun tahu situasi, maka terus pura-pura lemas.
“Hahahahaha....kau mimpi anak muda, karena kau tak akan selamat mulai detik ini...” Tiba-tiba Hek-Tok-Jiauw-Ong sudah melesat ke depan melancarkan pukulan sakti Hek-tok jiauw-kang. Dia tak berani ayal. Karena kalau Tai-kauwcu mereka memerintahkan mereka untuk waspada itu artinya anak muda ini berisi.
Tapi dia kecele. Hanya dengan mengegoskan tubuhnya sedikit ke samping Han Sian telah menghindari serangan tersebut dan dalam sekejap tubuhnya di selimuti pengerahan tenaga Hui-Im-Hong-Sin-Kang. Tenaga sakti Hong Api ini membuat tubuhnya bagai di kelilingi jilatan-jilatan api sehingga tempat itu jadi terang.
Pertarungan berlanjut dengan seru. Nampaknya kali ini tidak mudah bagi Han Sian untuk menghadapi mereka. Karena ke sembilan orang ini adalah tokoh-tokoh sakti yang sudah puluhan tahun malang-melintang di dunia kang-ouw. Mungkin dengan kepandaiannya, dia dapat mengatasi mereka satu lawan satu. Tapi dengan di keroyok begini, meskipun dia tidak nampak terdesak, tapi dia juga tidak bisa berbuat banyak pada kepungan mereka.
Dia tahu akan sia-sia saja kalau dia terus melanjutkan pertempuran itu. Kalaupun dia mengerahkan semua ilmunya satu per satu, pada akhirnya toh dia hanya akan kelelahan saja dan ini bisa berbahaya baginya. Sementara itu sambil melontarkan Sui-ciam-kiam-cu (jalur Pedang Jarum Air) dan Hong-Lui-Kiam-cu (jalur Pedang Angin Petir) dari ilmu Bu-tek Chit-kiam-ciang untuk membuka kepungan musuh, ujung matanya melirik ke arah Jie Hong. Dia melihat gadis itu sudah mulai bergerak perlahan.
Saat itu, ke sembilan orang itu sudah menyerangnya dengan jurus-jurus puncak dari ilmu mereka yang dahsyat. Pukulan-pukulan beracun berselewiran di mana-mana, sangat mengerikan. Bahkan Jie Hong yang menonton dari sampingpun terpaksa membatalkan niatnya untuk terjun ke dala pertempuran. Dia terpaksa segera bermeditasi untuk mengusir semua pengaruh racun di sekitarnya.
Dengan bibir tersenyum menyeringai, tubuh Han Sian tiba-tiba berputaran seperti gasing dan di sekitar tubuhnya muncul asap hitam tebal yang dalam sekejap membentuk bola-bola tenaga hitam sebesar kelapa yang terbang mengelilinginya dengan suara mencicit nyaring dan menyambut semua serangan lawan. Inilah jurus pertama dari “Ilmu Seribu Iblis Pemusnah” yang dahsyat. Akibatnya sungguh hebat, kesembilan orang itu terpental dengan kuat ke belakang dan jatuh terduduk. Mereka terluka, meskipun tidak parah karena ilmu mereka sendiri yang membalik.
“HEH! SERIBU IBLIS PEMUSNAH???” “Anak muda dari mana kau mencuri ilmu itu?...” Tiba-tiba terdengar bentakan nyaring dan serangkum tenaga panas-dingin yang dahsyat meluruk deras ke arah Han Sian dengan sangat cepat hampir tak dapat di lihat oleh mata. Tenaga ini bagai api dan es yang jauh lebih kuat dari semua pukulan yang di lancarkan oleh sembilan lawan sebelumnya. Dengan telak menghantam tubuh Han Sian yang baru saja menarik pulang setengah dari kekuatan yang di lepasnya.
“DHAAAR...” “BLAAAAMMM....” Tubuh Han Sian terlempar menabrak dinding batu dan melesak sedalam setengah meter.
“Jit-goat-mo-ong?” Han Sian terkejut melihat kakek ini. Tadi saat dia mulai menarik kembali tenaganya, dia merasakan sesuatu yang tidak beres. Segera dia mengerahkan Kui-sian i–sin-kang sampai tahap kekosongan, namun waktu yang dia miliki tidak cukup. Baru saja setengah dia kerahkan tenaganya, tubuhnya sudah terpukul telak.
Han Sian mengerahkan tenaga Hui-Im-Hong-Sin-Kang, tubuhnya melesat keluar dan berdiri tegak di depan Jit-goat Mo-ong. Bajunya hancur dari sela-sela bibirnya mengalir darah kental. Dia terluka dalam yang parah.
“Hehehe...anak muda, apa kau masih sanggup menghadapiku dengan tubuh seperti itu?”
Mata Han Sian berkilat: “Hemm...kau mau mencoba?...paling tidak kaupun tak bisa berbuat banyak padaku”
Alis Jit-goat Mo-ong berkerut. Dia bukan orang bodoh, dia tahu kehebatan Ilmu Seribu Iblis Pemusnah, karena ilmu itu adalah milik tokoh sakti yang masih terhitung kakek gurunya karena gurunya iblis Api-Es adalah sute dari Sang Iblis Pemusnah itu. Cuma dia tidak terlalu yakin apa pemuda di depannya ini sudah menguasai sampai tingkat ke tiga belas atau belum.
“Baiklah, nanti kita lanjutkan kemudian...” Dia mengangkat tangannya dan dalam sekejap semua orang di situ telah menghilang di balik batu-batu. Kecuali Jit-goat Mo-ong yang masih tinggal.
“Anak muda, aku masih ada urusan kita bertemu lagi nanti...tinggallah kalian di situ sampai mati...” Tiba-tiba tangan kirinya di pukulkan ke arah Jie Hong sedang tangan kanannya memukul hancur dinding batu di sebelahnya.
Selarik sinar ke hitaman menerjang ke arah Jie Hong. Segra nona ini mengangkat tangannya menangkis. Tapi sesaat sebelum pukulannya beradu dengan larikan sinar itu, Han Sian sudah berkelebat menarik pinggangnya.
“Dhaaarrrrr...” Dinding di belakang Jie Hong berlubang besar. Gadis itu terbelalak. Sementara itu guha itu tiba-tiba bergertar keras saat mulut guha tertutup oleh tembok besi setebal sepuluh inci. Rupanya dinding sebelah kanan yang di pukul hancur oleh Jit-goat Mo-ong ini adalah alat penggerak dari dinding baja tersebut.
Setelah goncangan itu berhenti, tinggal mereka berdua di dalamnya. Han Sian terdiam tak bergerak dengan tatapan kosong. Melihat ini Jie Hong khawatir dan menyentuhnya. Saat itulah tiba-tiba tubuh Han Sian meluruk jatuh ke tanah dalam keadaan pingsan. Ternyata lukanya sangat parah.
Jie Hong bingung, khawatir tidak tahu apa yang bisa di lakukan. Dia sudah coba menyalurkan tenaga, tapi selalu terpental balik. Setelah lebih setengah hari dia mencoba, akhirnya dia pasrah dengan kepala bersandar di atas dada Han Sian, menangis sesegukan...Dia sedih, karena tahu bahwa mereka terkurung di tempat itu. Dia sudah memeriksa tempat itu tapi tidak ada jalan keluar.
Berapa saat kemudian dia menangis, sampai tertidur. Keadaan guha itu dingin dan senyap. Sepeminuman teh kemudian, Jie Hong tersadar. Tapi dia merasa sesiuatu yang aneh tapi hangat mengalir di sekitar tubuhnya. Dia merasakan sebuah tangan memegang kepalanya yang sementara bersandar di dada telanjang tak berbaju. Mukanya merah dan segera akan bergerak, tapi tiba-tiba...
“Jangan bergerak nona, kita sedang dalam tahap pemulihan, pergerakanmu akan mengacaukan arah gerakan ‘sang naga’....” Suatu suara berbisik di telinganya, akhirnya dia menurut dan diam tak bergerak. Dirasakannya tenaga yang aneh namun amat kuat berganti-ganti menerobos tubuhnya dan lenyap berulang-ulang yang membuatnya serasa nyaman. Tidak menunggu lama akhirnya proses itu selesai saat pemuda itu menarik tenaganya.
“Nona maaf, aku menggunakan tubuhmu sebagai perantara kesembuhanku serta memperkuat tenagaku...” Han Sian menatap Jie Hong dengan penuh selidik.
“Lupakan, kita senasib...kau sudah membantuku lepas dari aib, aku sungguh berhutang budi padamu...”
“Nona, aku Han Sian, bolehkah ku tahu siapakah namamu...?”
“Jie Hong...”
“Nama yang indah, seindah orangnya...” Kata Han Sian memuji, tiba-tiba ruangan itu jadi terang oleh kayu yang di bakar oleh Han Sian dengan ilmu Hui-Im-Hong-Sin-Kangnya.
Pipi Jie Hong menjadi merah mendengar pujian ini, sejenak wajahnya tertunduk malu. Han Sian terpesona, tangannya terulur memegang tangan Jie Hong.
“Bolehkah aku memanggilmu Hong-moi?...” Gadis itu mengangkat mukanya memandang wajah tampan di depannya itu.
“Boleh...boleh Sian-Ko” Entah bagaimana caranya dan entah siapa yang memulai terlebih dahulu, tapi tiba-tiba kedua insan itu sudah berpelukan mesra. Han Sian mencium bibir hangat gadis itu dengan penuh perasaan. Dan sejauh ini, Jie Hongpun hanya diam saja dengan pasrah sampai akhirnya mereka bergulingan di lantai guha itu dengan tubuh telanjang tanpa pakaian sama sekali.
Jie Hong menggeluh lirih saat tangan Han Sian meremas-remas kedua payudaranya, sedangkan lidahnya mengulum puting bukit yang menjulang indah dan mengeras itu.
Pada dasarnya Jie Hong memang seorang gadis yang sangat cantik, tidak kalah dari In Lan maulun Hong Lian. Tubuhnya sintal dengan buah dada yang padat dan kencang. Sementara pinggulnya bulat dan padat. Pahanya yang panjang dengan kulit putih mulus, sungguh membuat Han Sian yang sudah cukup lama tidak bermesraan, bergerak bagaikan harimau yang sedang menikmati mangsanya.
Dia menikmati seluruh keindahan tubuh itu dengan mantap dan bergairah. Dengan segenap pengalaman yang di milikinya, dia membuat Jie Hong mengkeret sampai bibir manis itu mengerang-erang lirih dengan keras...Apalagi ketika Han Sian mulai menindih gadis itu dan memasukkan miliknya yang besar. Perlahan, namun pasti...Jie Hong menggelinjing menikmati permainan Han Sian yang membuat dia merasakan kenikmatan yang belum pernah di alaminya sebelumnya dengan amat sangat, cukup lama, sampai akhirnya:
“Aaaaaaaaaakkkhhhh.....” Kakinya terangkat ke atas dan mengejang kuat. Tangannya menggaruk lantai dengan kepala terangkat ke belakang...
”Ooooohhhh...” berulang kali dia menggeluh nikmat ketika Han Sian terus membiarkan miliknya tinggal di dalam dan memutar-mutar pinggangnya. Sampai lama, Jie Hong menggigit bawah bibirnya sambil memejamkan mata dan mengejang ...akhirnya tenaga keduanya mengendur sambil terus berpelukan dengan berpeluh.
Han Sian terus mengulang-kembali permainan itu sampai empat kali. Ternyata walaupun baru pertama kali, jie Hong pasrah saja meskipun hampir tidak sanggup menahan kenikmatan yang berulang-ulang kali di rasakannya itu.
Demikianlah beberapa waktu lewat. Han Sian akhirnya tersadar, dan mulai menyelidiki tempat itu. Tempat itu memang telah tertutup dengan rapat. Tapi secara kebetulan mereka menemukan jalan air yang masuk ke tempat itu. Mereka mulai menggalinya sehingga itu tembus sampai ke sebuah sungai yang mengalir di bawah bukit tersebut. Hari itu tepat satu hari sebelum Pertemuan besar tersebut.
Dengan Ilmu meringankan tubuhnya Han Sian membawa Jie Hong dengan cepat untuk bertemu dengan para tokoh-tokoh aliran putih lain yang juga membagi dua kelompok yang menuju ke arah Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai untuk melindungi kedua perguruan tersebut. Para pengacau Jit-goat-kauw sangat terkejut akan adanya bala bantuan yang mereka tidak harapkan ini di sela-sela kemenangan yang hampir mereka raih, sehingga rencana mereka menghancurkan kedua partai besar itu gagal total. Namun meski demikian tetap ada banyak sekali makan korban.
Demikianlah saat terjadinya pertempuran di pertemuan antara para pendekar dengan Tee-mo Kiam-ong, saat yang sama juga para pendekar sedang menghadapi penyerbuan para pengikut Jit-goat-kauw sehingga tidak ada yang menghadiri pembantaian maut ti Puncak awan Putih tersebut. Kekuatan hitam terpukul mundur, 12 raja Iblis hanya tersisa lima orang. Sedangkan empat partai sesantinggal beberapa pentolannya yang melarikan diri. Sedangkan Jit-goat Mo-ong sendiri bertarung satu hari-satu malam dengan Han Sian sehingga terluka parah danmelarikan diri.
Peristiwa ini adalah peristiwa yang paling tragis yang terjadi di dunia persilatan. Siauw-lim-pai dan Bu-tong-pai hampir berantakan. Setelah peristiwa tersebut dunia kang-ouw dan bu-lim menjadi sepi. Tidak ada pergerakan apapun yang muncul sampai setahun kemudian.
Dengan demikian, berakhirlah bagian pertama dari Pendekar Asmara Tangan Dingin ini. Bagaimanakah keadaan Han Sian yang menghilang selama satu tahun?, dan bagaimana keadaan asmara segi empatnya dengan Cu In Lan, Hong Lian dan Jie Hong? Bacalah cerita Pendekar Asmara Tangan Dingin Episode ke dua berjudul “PEWARIS PARA DEWA” Di mana anda akan bertemu dengan banyak tokoh-tokoh muda yang maha sakti pewaris-pewaris enam keluarga besar dunia persilatan.