Laman

Selasa, 16 April 2013

16. Pesolek Cabul Racun Mayat

Hong Sin terkejut.  Ini adalah suatu kekuatan yang mengerikan, jauh lebih kuat dari penggabungan ketujuh partai besar sekalipun. 
“Secara diam-diam Subo dan aku telah mengumpulkan bekas pengikut subo yang masih taat padanya.  Mereka inilah yang bergerak dari dalam yang hingga saat ini sudah menguasai sepertiga kekuatan yang ada.  Akhir-akhir ini murid murtad itu rupanya telah mencium adanya gerakan kami.   Kami tahu sampai saat ini dia belum berani bertindak apa-apa.  Namun ada dua jagoan khusus yang bekerja khusus untuk mencari dan mengeksekusi orang-orang yang di curigai…”  Gadis itu berhenti sejenak sambil menatap Hong Sin…kemudian melanjutkan…
“Mereka berdua memiliki kekuatan yang hebat dan mereka memiliki hak untuk masuk ke mana saja di Mo-Kiong-Bun dengan leluasa… Kau akan membantu kami secara diam-diam untuk menghadapi salah satu dari kedua jagoan ini, yaitu si Rasul Hukum Kerudung Hitam …”
Belum sempat gadis itu membuka melanjutkan, tiba-tiba terdengar melesat bayangan hitam dan bentakan mengguntur?...”
“Perempuan jalang, murid murtad, kiranya kau adalah seorang perempuan murahan dan seorang pengkhianat...!  Hehehe, sekarang tertangkap olehku kau takkan lolos lagi dengan seenaknya…”
Serentak kedua orang muda itu membalikkan tubuh.  Hong Sin mendengus dingin, sedangkan si gadis terkejut.  Mereka sadar, kewaspadaan mereka berkurang.   Di hadapan mereka terlihat seorang pemuda berusia tigapuluh tahun.  Wajahnya tampan namun pucat dengan mata bersinar-sinar jalang.  Sepasang tangannya berwarna Hitam dan hijau yang menyiratkan dua macam bau, yaitu bau kembang mayat dan bau amis kuburan tanda memiliki kadar racun yang ganas.
 “Siapa cacing pita jelek ini?...”  tanya Hong Sin sambil berbisik.
“Dia adalah murid dari Lo-Tok-Ong yang baru di angkat sebagai Ngo Hu-Hoat, julukannya adalah Pesolek Cabul Racun Mayat, Kao Cin…”
Hong Sin melangkah maju menyambut lawan namun baru hendak melangkah, lengan kanannya telah di pegang oleh Kang Hong Ing, yang segera berbisik....
“Sin-Koko, biar ku tangani yang satu ini, kau lihatlah di sekeliling kalau-kalau ada mata dan telinga yang bersembunyi…!”
Hong Sin memandangnya dengan khawatir: “Kau yakin dapat mengatasinya…?”
“Hih, kau terlalu meremehkanku, walau aku ada hubungan seperguruan dengannya namun bukankah aku Ji Hu-Hoat sedangkan dia hanya Ngo-Hu Hoat saja?...”  Berkata demikian gadis itu maju ke depan lawannya.
“Suheng, kau berani memata-mataiku…apa maksudmu…?”  Wajah Kang Hong Ing berubah jadi sedingin es.  Matanya bersinar mencorong tajam membuat lawan ragu-ragu sejenak.
Sambil tertawa mengejek Kao Cin menyahut: “Hmmm…sumoi, sebentar lagi kau akan menikah dengan Bong-suheng, tapi kau berani pat-gulipat dengan orang lain di tempat sepi seperti ini…sekarang aku memiliki alasan untuk menghukummu.  Lihat saja, kau akan ku tangkap dan ku perkosa kemudian akan ku serahkan pada suhu untuk di hukum…hahahaha”
Wajah gadis itu menjadi kelam menahan kemarahan.  Namun demikian bibirnya masih tersenyum dingin: “Hih, aku tau kau sudah lama menginginkanku bukan? Tapi sayang, kau terlalu pengecut sehingga tidak berani dan hanya menggigit jari saja saat melihat perjodohanku dengan suheng-mu, tapi kau salah…aku sama sekali tak tertarik pada kalian berdua...”  Gadis itu mengerahkan dua per tiga tenaganya keseluruh tubuh.
“Hohoho, kau kira aku takut dengan ‘Ilmu  Cakar Tulang Putih Beracun’mu?...Baik, mari kita coba dengan ‘Racun Bunya Mayat Hijau’ dan ‘Racun Kabut Iblis Hitam” milikku…”  Kao Cin lalu menyerang dengan sengit.  Dari kedua lengannya mengeluarkan tenaga-tenaga mujijat beracun mematikan berwarna hijau dari ilmu ‘Racun Bunya Mayat Hijau’.  Sementara Kedua lengan Hong Ing mengeluarkan sinar putih keperakkan membentuk cakar dengan kuku-kuku yang tajam menyengat menyambut pukulan-pukulan suhengnya.
Lewat duapuluh jurus keadaan mereka masih seimbang, ini membuat Kao Cin semakin marah.  Apalagi saat di lihatnya pemuda yang di anggap memelet sumoinya itu berlalu dari situ tidak tahu kemana.  Dia lalu menambah tenaganya sambil membentak: “Hah, ‘Cakar TulangPutih Beracun’mu memang hebat sumoi, namun bagiku bukanlah apa-apa…Heeaaaaahh…” 
Kali ini dia menyerang lebih sungguh-sungguh dengan pengerahan sepenuh tenaga.  Tubuhnya berkelebat dengan kedua lengan menghantam bertubi-tubi ke seluruh bagian tubuhnya dengan pengerahan dua ilmu beracun yang berbeda sekaligus.
“Hehehe…lihatlah, tak lama lagi kau akan takluk…”
“Huh, aku memang baru di angkat sebagai murid oleh Lo-Kwi-Ong dan belum banyak belajar darinya, namun kau bukanlah lawanku…jagalah …”  Gadis itu memekik tinggi.  Tubuhnya seketika melesat ke atas setinggi tiga tombak dan menukik dengan deras.  Seketika dari tubuhnya keluar sinar pekat kemerahan yang mengelilingi seluruh tubuh.  Dan saat masih di udara itu bayangan tubuhnya terpecah menyerang dari empat penjuru dengan pukulan dan tendangan yang mematikan yang di lambari sengatan-sengatan hawa pekat yang membuat darah lawan bergolak kental tak tentu dan serasa mengering.
“Iiiikhhhh… Sin-Hiat Im-Tok-Khi-kang (Hawa Racun Dingin Darah Gaib)…Kau…kauuu…?” Pemuda tampan berwajah pucat tersebut kaget setengah mati menyaksikan pukulan sakti yang legendaris itu di kuasai oleh gadis itu ini dan sekarang dikerahkan untuk menyerangnya.  Namun tak dapat dia berpikir banyak…dengan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membuat pertahanan.  Pengerahan ilmu ‘Racun Hijau Bunya Mayat’ dan ‘Racun Hitam Kabut Iblis” sampai titik puncak membuat tubuhnya di tutup oleh hawa pekat hijau-hitam yang melindungi diri. 
Namun sekuat apapun dia coba bertahan, tetap kalah tenaga dan kalah mutu ilmunya hingga suatu saat… “Dheesssshh….Huaaaak…?” Tubuhnya terlempar ke belakang menabrak pohon.  Tubuhnya terduduk dengan luka dalam yang parah.  Sementara dari bibirnya mengalis darah segar. 
Kao Cin bangkit berdiri dengan wajah menahan kesakitan.  Matanya yang jalang melirik kesana-kemari sesaat kemudian tiba-tiba dia membanting lima buah granat asap hitam ke sekelilingnya, sehingga daerah seluas sepuluh tombak itu tertutup asap hitam.  Menggunakan kesempatan ini tubuh Pemuda Pesolek pucat itu menyelinap untuk melarikan diri.  Namun baru saja tubuhnya keluar dari kepulan asap, tiba-tiba…
“Maaf sobat, urusan kita belum selesai…”  Serangkum hawa padat seperti tembok menghadang di depannya sehingga dia tidak dapaat maju.  Segera di kerahkan tenaga namun dia malah terpental balik.
“Apa maumu? Kita tak berurusan apapun…jangan campuri urusanku?”  Cepat pemuda pesolek ini memaki pemuda yang di lihatnya bersama-sama dengan sumoinya tersebut.
Hong Sin menatap tajam pemuda pesolek muka pucat tersebut: “Aku tidak suka membunuh, tapi kali ini kau telah menimbulkan urusan yang membahayakan, maka ku beri kau empat puluh jurus untuk mengalahkanku.  Jika kau dapat menjatuhkanku, kau boleh pergi tapi jika tidak aku akan mengambil kedua lenganmu, bagaimana…?”
“Sin-Koko, orang ini sangat berbahaya bila di biarkan, biar ku selesaikan…!”  Kang Hong Ing berkata cepat mencegah kekasihnya, namun Hong Sin mengangkat tangan memberi isyarat gadis itu untuk diam di tempat.
Melihat ini Kao Cin tersenyum mengejek:  “Kau yang mengatakannya, jangan salahkan aku bila kau mampus percuma…Heeeeaaaatt…”  Pemuda itu menyerang dengan sepenuh tenaga. Sambil mengerahkan semua ilmu-ilmunya. 
Hong Sin bertindak sebat. Dengan mengerahkan Ilmu Ajaib Hun-Khai Kian-Kun-Tin (Ilmu Barisan Membuka & Menutup) dia berkelebatan menghindar kesana-kemari tanpa dapat di sentuh oleh Kao Cin, sementara bertarung dia mengerahkan Sim-Khe (Cermin Hati)nya. 
Kang Hong Ing tadinya mengerutkan kening melihat tingkah pemuda pujaan hatinya, namun setelah di perhatikan, ternyata mata pemuda itu bersinar-sinar aneh mengamati setiap gerakan si Pesolek Cabul Racun Mayat tersebut, diam-diam dia berpikir:
“Ahh, apakah Sin-Koko sedang mempelajari  jurus-jurus manusia busuk ini?...tapi untuk apa? Bukankah kepandaiannya jauh lebih tinggi?...aneh…”
Sampai lewat empatpuluh dua jurus Kao Cin menyerang tanpa henti dengan jurus-jurus terhebat yang dia kuasai akhirnya dia berhenti dengan nafas ngos-ngosan, maka sahutnya dengan gusar:
“Bangsat, apakah kau hanya pandai menghindar saja? Majulah dan sambut seranganku kalau berani?...” 
Hong Sin tertawa: “Hehehe, baiklah, masih ada tiga jurus lagi, aku pasti akan memuaskan hatimu, silahkan…” 
Sambil menggembor marah, Kao Cin menyerang dengan sepenuh tenaga dengan kedua pukulan saktinya yang di pukulkan dengan sepenuh tenaga kearah lawan .  Sebentar saja tempat itu penuh dengan bau busuk dan bau mayat yang memuakkan.  Hong Sin mengulurkan tangan menyambut kedua pukulan itu. 
“Heh…kau….Kau?”  Terlihat ekspresi kaget dan ketakutan dari mulut Pesolek Cabum Muka Mayat tersebut.  Tubuhnya bergetar hebat tanpa mampu melepaskan diri dari telapak lawan yang menempel bersilangan di pada kedua telapak tangannya dan tak lama kemudian pemuda itu terlempar dengan lengan sebatas sikut yang sudah mengering tinggal tulang, mati!
Hong sin menggerakkan kedua lengannya yang tiba-tiba telah menjadi hijau dan hitam, setelah mengatur posisi sebentar dia kemudian memainkan ilmu-ilmu yang di kerahkan Kao Cin tadi, makin lama-makin cepat dan lebih dahsyat dari yang di miliki Kao Cin sendiri.  Saat dia berhenti, Hong Ing mendekatinya.
“Sin-Koko, apakah kau yakin dengan apa yang akan kau lakukan ini?...”
Hong Sin tersenyum memandang gadis cantik itu: “ing-moi, walau mengandung resiko namun lebih baik daripada bersembunyi bukan?...lagi pula orang ini mempunyai akses bukan hanya Mo-Kiong-Bun, tapi juga Giam-Bong-Kok…aku hanya perlu mempelajari kebiasaannya saja…”
Gadis itu tak membantah.  Bibirnya yang mungil bersiut panjang pendek dengan getaran yang rendah.  Beberapa saat kemudian muncul seorang wanita paruh baya berusia empat puluh tahun dari balik air terjun.  Hong Ing memberi tanda pada mayat Kao Cin, kemudian menunjuk pada Hong Sin.  Wanita itu mengangguk kemudian mengangkat tubuh Kao Cin dan membawanya pergi. 
“Ing-moi, tadi kau baru mengatakan tentang si Rasul Hukum Kerudung Hitam, bagaimana dengan yang satu lagi…siapakah dia?” Hong Sin berkata dengan suara lembut.
Gadis itu terdiam mulutnya terkunci.  Kedua matanya yang bening menatap sang pemuda dengan tatapan sejuta rasa…sejenak kemudian dia tertunduk menatap tanah di depannya sambil tangannya memainkan ujung rambutnya.  Akhirnya dengan suara berat dia berkata perlahan:
“Dia…ada di depanmu, Sin-koko…!”
“Apa???...”
“Benar, Akulah si Rasul Hukum Kerudung Putih…!”  Kata gadis itu sambil menatap Hong Sin dengan tajam.
Tak lama kemudian Wanita setengah baya tadi sudah keluar lagi dari balik air terjun.  Di tangannya ada seperangkat pakaian baru yang sama seperti milik Pesolek Cabul Muka Mayat dan di atasnya ada topeng dari kulit tipis yang di ambil dari wajah si pesolek tersebut.  Tak lama kemudian mereka mendandani Hong Sin.
Kang Hong Ing terus memandangi pemuda itu sampai dia berubah sama sekali.  Setelah selesai Hong Sin bergerak-gerak menirukan gaya bicara, suara, tatapan dan lagak si pesolek cabul dengan sempurna sekali sampai Hong Ing terbengong-bengong. 
“Apakah kau akan tetap melakukan peran ini?” Katanya perlahan
“Dengan cara yang licik, Giam Bong-Kok berusaha menanamkan pengaruhnya di Mo-Kiong-bun, tak nyana akhirnya membuka jalan baik bagi kita…ini adalah senjata yang paling baik untuk saat ini”  Seru Hong Sin dengan gembira.
“Benar Sin-Koko, tapi mengapa harus orang ini? Mengapa bukan yang lain saja…?”  desak gadis itu.
“Eh, apa maksudmu Ing-moi? Memangnya ada apa dengan dia?...” Hong Sin balik bertanya dengan alis berkerut.
Hong Ing melirik dengan tersenyum aneh memandang wajah pemuda itu yang terbengong itu, kemudian membalikkan tubuh dengan gemulai sambil berjalan kearah goa air terjun di iringi dengan tatapan tak mengerti oleh Hong Sin.  Setelah lima langkah terdengar suara gadis itu yang perlahan namun pasti, menghentak kesadaran pemuda itu kea lam nyata…
“Karena dia adalah pria cabul, tukang perkosa wanita, sedangkan kau tak ingin mengecewakan enci Goat, bukan?… nah jika kau gagal meniru kesukaan utama bangsat ini, mereka tentu akan mudah mengetahui jejakmu…” 
“Ehhh…???” Hong sin terdiam seribu bahasa sambil menatap bengong kearah gadis cantik itu.
***