Laman

Selasa, 16 April 2013

2. Penghuni Pulau Awan Api 2

Demi melihat pemuda itu sudah sadar, Si Budha Tua segera bertanya: “Wahai anak, siapa namamu, siapa orang tuamu dan dari mana engkau datang?”
“Namaku…namaku…Hong…Sin…” Wajah pemuda itu terdiam. Saat itu juga semua peristiwa kamatian seluruh keluarganya yang mengerikan kembali terbayang di wajahnya. Tanpa terasa pemuda itu menggigit bibir bawahnya.
Ingin rasanya menangis keras-keras, tapi tidak bisa. Bukannya tidak mau, tapi memang tidak ada lagi airmata yang keluar dari kedua matanya.
“Aarrrrgghh……” Hong Sin mengerang keras dengan hati pedih. Tubuhnya terhuyung ke depan, segenap hawa murni di tubuhnya bergolak cepat tanpa dapat di kendalikan lagi.
“Omitohud, yang lalu biarlah berlalu, lepaskan kepedihan dan hadapi semua dengan tabah…” Tiba-tiba terdengar suara Lo-Hud. Tangannya bergerak cepat memegang tangan pemuda itu. Seketika itu juga Hong Sin merasakan hawa hangat menerobos seluruh jalan darahnya sehingga kesadarannya pulih kembali.
Hawa hangat itu amat kuat menerobos ke sana-sini, di lain saat seluruh jalan darahnya telah mengalir lancar. Lo-Hud segera melepaskan tangannya dan membiatkan Hong Sin terus bersemedi. Menunggu sampai hawa murninya berputaran sebanyak tiga puluh enam kali, barulah dia menghentikan semedinya dan membuka mata.
“Terima kasih Losuhu…engkau telah menolongku, tapi itu percuma, aku…aku tidak dapat hidup lebih lama lagi…” Hong Sin berkata perlahan dengan suara datar dan putus asa.
“Oaaalaah…tampaknya engkau baru saja mengalami peristiwa yang menyedihkan? Lohu lihat tampaknya engkau memiliki ilmu silat tinggi, tapi kenapa engkau cepat putus asa?” Lo-Sian mendekati Hong Sin sambil menegurnya dengan suara lembut sambil tersenyum.
“Lo-cianpwe…seluruh keluargaku baru saja di bunuh di depan mataku, kakak perempuanku di tawan tanpa aku dapat berbuat apa-apa, sedangkan ilmu silat para penghianat itu sangat tinggi. Walau aku memiliki ilmu silat warisan keluarga yang hebat, tapi aku toh hanya menguasai kulitnya saja…kalaupun dapat melatihnya dengan sempurna, paling-paling cuma dapat bertarung seimbang saja dengan musuh-musuhku itu, rasanya untuk mengejar ketinggalanku harus menunggu semua musuhku itu mati dulu…”
“Omitohud, di lihat dari dasar tenaga yang kau miliki, tampaknya kau melatih Thian-Te Tok-Khi (Hawa Racun langit Bumi), salah satu ilmu rahasia yang hanya di miliki para penghuni Sam Sian Kok (Lembah Tiga Dewa) sebagai dasar dari Im-Yang Tok-Kiam-Ci yang kau mainkan tadi, apa engkau mempunyai hubungan dengan mereka?” Sahut Lo-hud sambil memandang tajam ke arah Hong Sin, sedangkan Lo-Sian tampak diam saja sambil memandang ke jurusan lain, seolah tidak peduli dengan keadaan saat itu.
“Akh..Siauw-tee memang berasal dari lembah itu. Pocu lembah itu adalah gwa-kongku (kakek luar)…”
“Hohoho…Lo-Sian, tampaknya kali ini kau tidak bisa menghindar dari tanggung jawabmu yang tidak becus dahulu…” Tiba-tiba Lo-Hud tertawa terbahak-bahak memotong perkataan Hong Sin sambil tangannya menunjuk ke muka Lo-Sian yang kelihatan cemberut.
Melihat ini, tergerak hati Hong Sin. Dengan penuh tanda Tanya di tatapnya kedua orang tua itu bergantian. Namun ia tidak menunggu lama, karena saat itu Lo-Sian sudah menatapnya dengan tajam.
“Hong Sin, tahukah kau dengan siapa engkau berhadapan saat ini?”
Hong Sin balas menatap wajah tua itu sambil menggeleng kepala dengan wajah tak mengerti.
“Aku adalah su-cow dari kakekmu, pencipta Thian-Te Tok-Khi (Hawa Racun langit Bumi) yang sesungguhnya. Berbicara dari segi tingkat ilmu yang di miliki kakekmu, walaupun dia baru menguasai satu dari dua bagian ilmu itu, namun dia memiliki ilmu dari kitab Im-Yang Tok-Kiam-Ci, kecuali bertarung sama kuat dengan leluhur dari tiga Istana Dewa lainnya, rasanya tidak ada lagi yang dapai menaklukkannya…”
Kaget hati Hong Sin bukan kepalang. Su-cow dari kakeknya? Kalau begitu berapa umur kakek ini? Kaget hati Hong Sin bukan kepalang. Orang tua ini adalah Su-cow dari kakeknya? Kalau begitu berapa umur kakek ini? Dalam dunia persilatan saat itu ada terkenal Bulim-Su-Sian (Empat Dewa Sakti Bulim), Chit-Pai-Chit-Cu (Tujuh Nabi Tujuh Partai), Hekto-Kui-Mo (Sembilan Iblis Kaum Sesat ), di samping It-Kok Sam-Kiong (Tiga Istana Satu Lembah), Tujuh Partai dan Ngo-Pai-Hiat-Mo (Lima Partai Iblis Darah). Apakah kedua locianpwe di hadapannya ini termasuk di antara Bulim-Su-Sian?
Segera pikirannya berkelebat cepat, di lain saat dia telah menjatuhkan dirinya berlutut dengan kepala sampai di tanah di hadapan kakek itu…
“Maafkan Sin-ji (anak Sin) yang tidak tahu berhadapan dengan buyut yang mulia…maaf kalau Sin-ji lancing, apakah kakek berdua adalah Bulim-Su-Sian?”
“Hahaha..Bulim-Su-Sian itu barang apa? Masakkan bisa di bandingkan dengan su-sucowmu yang berusia jauh di atas mereka…” Lo Hud menjawab pertanyaan Hong Sin sambil tertawa.
“Sudah-sudah, tidak usah kau banyak adat, aku tidak tahu peristiwa apa yang sudah terjadi, tapi kau tidak perlu menceritakannya karena sucowmu ini sudah tidak peduli lagi dengan urusan-urusan duniawi seperti itu. Sekarang kau tinggallah di pulau ini selama enam tahun sambil belajar dengan baik. Kau beruntung karena tadi Lo-Hud sudah membantumu menembus seluruh jalan darah Jin-Tok di tubuhmu sehingga engkau bisa melatih ilmumu dengan lebih baik. Segeralah beri hormat kepadnya sebelum dia membatalkan keinginannya utk memberi petunjuk padamu.” Suara lembut Lo-Sian itu berkata sambil tersenyum kemudian melesat meninggalkan tempat itu.
Hong Sin bukan orang bodoh, segera dia menjatuhkan diri di hadapan Lo-Hud sambil berseru:
“Terimalah hormat murid yang bodoh ini…”
“Hohoho…bangunlah Sin-ji, aku mau memberikan beberapa petunjuk padamu tapi kau harus berjanji dua hal padaku, yaitu setelah engkau menguasai kepandaian pinceng, kau hanya boleh mewariskannya kepada satu orang murid saja dan tidak boleh menggunakan ilmu-ilmu itu untuk berbuat kejahatan. Apabila kedua peraturan ini di langgar, aku sendiri yang akan datang dan mencabut semua kepandaian itu, mengertikah kau?”
Hong Sin menganggukkan kepalanya: “Teecu akan melakukan apapun perintah suhu dengan sebaik-baiknya dan dengan sepenuh hati…”
Demikianlah mulai hari itu Hong Sin mulai mempelajari ilmu-ilmu silat tingkat tinggi dari dua dewa sakti di Pulau Awan Api itu. Dalam waktu tiga tahun pertama di pulau itu, Hong Sin mempelajari dengan sempurna Thian-Te Tok-Khi (Hawa Racun Langit Bumi) dan Sian-Tok Sam-Sin-Kang (Tiga Tenaga Sakti Racun Dewa), sekaligus menyempurnakan Im-Yang Tok-Kiam-Ci-nya. Melulu hanya ilmu ini saja sudah cukup menjadikannya sebagai seorang yang tanpa tanding di dunia kang-ouw apa lagi masih di tambah dengan ilmu-ilmu lainnya.
Menurut Su-su-cow (Kakek buyut buyut)nya, Thian-Te Tok-Khi (Hawa Racun langit Bumi) adalah bagian pertama dari dua ilmu ciptaannya yang sakti. Sedangkan bagian yang kedua adalah Sian-Tok Sam-Sin-Kang (Tiga Tenaga Sakti Racun Dewa).
Lo-Sian adalah seorang ahli racun dan pengobatan. Maka dia mendasari ilmunya dengan kedua keahlian tersebut sehingga tercipta Thian-Te Tok-Khi (Hawa Racun Langit Bumi). Hawa Racun Langit sebenarnya mempunyai kegunaan untuk menawarkan segala macam racun yang ada di dunia bahkan mempunyai khasiat penyembuhan yang hebat. Sedangkan Hawa Racun Bumi adalah gabungan dari berbagai rajanya racun yang ada di dunia persilatan yang bersifat memusnahkan.
Di masa pengembaraannya sampai ke tempat-tempat yang jauh, dia juga mendalami berbagai ilmu dari berbagai aliran yang ada di dunia persilatan bahkan sampai di Thian-tok, Nepal maupun negeri yang di sebut Jawadwipa. Dari pengetahuan itulah tercipta bagian yang kedua dari ilmu racun & obat yang dia sebut Sian-Tok Sam-Sin-Kang (Tenaga Sakti Tiga Racun Dewa). Maka dapat di bayangkan betapa hebatnya ilmu-ilmu tersebut.
Di bawah pengawasan yang ketat dari lo-Sian selama tiga tahun, Hong Sin juga mempelajari Ilmu Hwee-Khi (Nafas Api) serta Ilmu Ajaib Hun-Khai Kian-Kun-Tin (Ilmu Barisan Membuka & Menutup) yang sanggup memecahkan seluruh inti barisan-barisan.
Tiga tahun berikutnya Hong Sin mulai di gembleng langsung oleh Lo-Hud sehingga berhasil menguasai Hian-Goan Pat-Hong-Hud-Kang (Tenaga Budha Delapan Penjuru Pelumpuh) serta Sin-Su-hoat (Empat Ilmu Sakti) yang terdiri dari: Ilmu membaca & meniru inti ilmu Silat lawan dengan sekali melihat & merasakan yang di sebut Sim-Khe (Cermin Hati), Ilmu Hud-Kiam-Gan (Mata Pedang Budha), Jaring Langit dan Kim-I-Kang (Jubah Emas Sakti).
Demikianlah Hong Sin berlatih di bawah bimbingan kedua tokoh dewa itu…
Bersambung...