Laman

Minggu, 14 April 2013

Seribu Bayangan Iblis Pemusnah VS Hwi Hoat Sut Ciang

Tampak debu mengepul ketika tubuh pria bertopeng tersebut terlempar sambil menabrak dinding ruangan sampai roboh. Namun hebat, belum sampai tubuhnya menyentuh tanah, tiba-tiba saja sudah meliuk dan meluncur kembali ke dalam dengan cepat sambil menyerang.
“Manusia bosan hidup, berani kau ganggu tuanmu? Matilah ...!”
Dari tangannya keluar hawa mencicit tajam dari Ilmu Hwi Hoat Sut Ciang tingkat ke delapan.
Tapi yang diserang hanya diam saja sambil mengangkat tangan kanan mengibas sekali menepis kedua pukulannya, sementara tanpa diduga-duga dari kedua jari kelingking dan jempol tangan kiri lawan yang baru datang itu menyeruak sinar tajam tanpa suara dari samping yang mengarah pinggang kanannya dan kepalanya dengan cepat.
“Iiiikhh …! Heaahhh …!”
Kembali tubuh pria itu terdorong keluar. Meskipun dia sempat menghindar namun tak urung pelipis topengnya dan pinggangnya kena serempet hawa tajam yang aneh luar biasa.
Wajah di balik topeng itu berubah pucat.
“Sian Koko …!”
Berbareng terdengar teriakan Ji Hong yang menyadarkan kedua gadis yang sedang tertutup mata menerima nasib tadi.
Segera mereka membuka mata mereka dan berteriak kegirangan. Sementara itu sambil memandang pria bertopeng iblis itu dengan mata berkilat penuh kemarahan.
“Siapa kau, orang muda? Kita belum pernah bertemu dan bermusuhan, jangan menghabiskan kesabaranku! Segera setelah ku bereskan ketiga kelinci itu, aku akan memberikan kedudukan terhormat atas keberanianmu, bagaimana?”
Pria Bertopeng Iblis itu menahan amarahnya sambil memberi penawaran. Dia tadi sudah merasakan gempuran lawan, dan dia tahu yang dihadapi kali ini lawan berat, itu sebabnya dia tidak berani gegabah.
Sementara itu demi mendengar suara yang tembok runtuh, keempat pengawal aneh yang sejak tadi di luar segera berkumpul mengepung Han Sian.
Han Sian mengibaskan tangan ke arah kain yang tergantung di sudut ruangan tersebut yang segera melayang menutupi tubuh ketiga gadis molek itu, kemudian barulah dia menjawab dengan suara dingin, “Manusia celaka …! Kita memang tidak bermusuhan tapi kesalahanmu terbesar ialah kau telah mengganggu ketiga gadis ini dengan sangat keterlaluan! Dan itu berarti kau sendiri yang mencari perkara dengan tangan Iblisku! Baik-baiklah kau menjadi penunggu neraka ...! Karena aku pun tak bakal berbelas kasihan sepertimu ...! Lihat serangan ...!”Belum habis suaranya, tiba-tiba tubuhnya melesat kedepan dengan kecepatan yang sukar diukur.
Pria bertopeng Iblis itu terkejut dan segera memukul kedua tangannya ke depan sambil melompat mundur. Tapi lebih terkejut lagi karena ternyata pukulannya tidak mengenai apa-apa.
Belum sempat dia tersadar, Han Sian telah kembali ke tempatnya dengan kedua tangan di gantung berlumuran darah.
Setelah di perhatikan, ternyata keempat pengawalnya telah terlempar keluar dengan kepala dan dada hancur tanpa mengeluarkan suara.
“Hemm ...! Itu jurus Seribu Tangan Pencabut Nyawa, jurus pertama dari ”Ilmu Seribu Iblis Pemusnah”, kau tahu, keunikan jurus ini adalah mencabut nyawa lawan sebanyak-banyaknya dalam satu serangan ...! Nah … sekarang kau boleh pilih, membunuh dirimu atau merasakan jurus keduaku “Seribu Iblis menghacurkan hati seratus langkah”?”
Suara Han Sian mengancam tetap dingin tanpa ekspresi.
“Huh, tampaknya aku tak punya pilihan ...! Tapi kau salah anak muda! aku adalah Panglima Barat Istana Neraka Hitam! Tak nanti ku takut padamu! Mari kita lihat! Ilmu Iblis Pemusnahmu yang lebih kuat atau Ilmu Hwi Hoat Sut Ciangku yang lebih sakti ...! Heeiiitttt ….!”
Berkata demikian tiba-tiba tubuh Pria bertopeng Iblis yang mengaku sebagai Panglima Barat Istana Neraka Hitam itu berubah menjadi banyak, dan menyerang Han Sian dari segala arah.
Pukulan Hwi Hoat Sut Ciang memang hebat sekali. Hawa pukulannya seperti penjara berapi yang menutup semua jalan dan ruang gerak lawan, sementara pukulan-pukulan yang tajam beracun itu berselewiran saling menunjang seperti gelombang pasang yang tiada habis-habisnya.
Namun lawannya ternyata bukanlah sasaran empuk yang gampang di taklukkan. Dengan memekik perlahan, tangan kiri Han Sian diputarkan ke sekeliling tubuhnya sehingga menimbulkan hawa pelindung yang kuat yang menentalkan semua himpitan tenaga lawan sehingga semua serangan lawan kandas di tengah jalan.
Sementara tangan kanan Han Sian tiba-tiba terulur ke depan dengan jari-jari tangan terkatub seperti meremas sesuatu. Gerakan yang aneh, namun tiba-tiba …
“Aaaaarrrrgggkhh …!”
Pria itu menjerit kesakitan sambil kedua tangannya memegang tempat dimana hatinya berada. Dirinya merasa seperti kehilangan tenaga karena hatinya sakit seperti di remas-remas oleh tangan yang tak kelihatan.
Dilain saat ketika Han Sian menghentakkan tangannya ke depan, maka tanpa ampun lagi pria itu terlempar ke belakang dengan hati hancur. Mati seketika itu juga dengan wajah penasaran di balik topeng Iblisnya.
Pria bertopeng Iblis ini telah salah memilih lawan.
Jurus yang kedua ini sebenarnya adalah pengendalian tenaga tingkat tinggi yang melemparkan tenaga yang tak kelihatan ke tubuh lawan tanpa lawan sadari dan kemudian mengendalikan tenaga itu untuk menghancurkan isi tubuh lawan.
Memang jurus ini mengerikan, namun jika lawan sama kuat, jurus ini masih dapat dipatahkan.
Ilmu Seribu Iblis Pemusnah memiliki tingkatan yang sama dengan ilmu yang dimiliki Junjungan Istana Neraka Hitam, yaitu Iblis Api Es Ini tidaklah mengherankan karena pemilik dari Ilmu Seribu iblis Pemusnah adalah orang nomor satu dari Su Kwi Sian (Empat Dewa Iblis), yang pernah berjaya beberapa ratus tahun yang lalu.
Sedangkan. Sebenarnya keempat Dewa iblis ini sudah lama meninggal. Hanya saja demi membangkitkan lagi kejayaan Istana Neraka Hitam, maka salah satu cucu murid iblis Api Es yang paling sakti kemudian memakai nama leluhurnya dan bertindak sebagai Sang iblis itu sendiri.
Han Sian melangkah mendekati ketiga gadis tersebut yang masih terbaring tak berdaya. Sesaat kemudian dia melongo dan bingung tidak tahu harus berbuat apa.
“Eh, tolol …! Apa yang kau pandangi? Tidak lekas membebaskan totokan kami, apa mau suruh kami mati kedinginan?” Tiba-tiba suara Cu In Lan memecah kesunyian.
“Eh …! Ohh … ? Iya, iya …! Tapi bagaimana? Kalian tertotok dengan cara yang aneh? Apa aku juga harus meremas itu …? E … eh …? Bagaimana ini …?”
Pada dasarnya Han Sian tidaklah pemalu di kalau hanya berhadapan satu-satu, tapi ini tiga sekaligus, sedangkan untuk membebaskan totokan mereka dia harus meremas jalan darah di payudara mereka. Dia bingung dan mukanya merah.
Tiba Hong Lian berkata dengan suara lembut, “Sian-ko, kau carilah penawar racun pelemas tenaga pada bangsat itu! Kalau tenaga kami sudah kembali normal, kami bisa membebaskan diri sendiri.”
Tanpa disuruh dua kali, Han Sian mengerjakan apa yang diminta. Diam-diam dia menarik nafas lega.
“Akhh, ternyata mereka terkena racun pelemah tenaga!” Katanya dalam hati Han Sian. Tadinya dia heran, karena dia tahu bahwa kepandaian masing-masing gadis ini hanya sedikit di bawah pria bertopeng Iblis yang baru mati itu, tapi mengapa demikian mudahnya mereka ditangkap.
Setelah mendapatkan obat yang diperlukan, ke tiga gadis itu memejamkan mata sambil menghimpun tenaga membebaskan totokan mereka.
PERTEMUAN YANG MENGAGETKAN DAN MENYENANGKAN
Perlahan-lahan tubuh Han Sian mengambang dan melesat dari tempat itu, lenyap bagaikan asap. Tubuhnya terus meluncur dengan Thian In Hui Cu, mengarah ke pinggir danau.
Segera tubuhnya mengambang di atas air dengan poisi tidur dan perlahan kemudian tubuhnya tenggelam sampai di dasar danau. Entah berapa lama dia tertidur dalam air tersebut.
Dari dalam air dilihatnya permukaan air telah terang. Artinya malam telah berganti pagi.
Dari arah Hulu di lihatnya sebuah kapal yang sedang mendekat dan lewat di atasnya. Dia teringat kapal-kapal kemarin yang hanya berisi mayat-mayat beku, maka sambil melepaskan pengerahan tenaga pelindungnya, tubuhnya melesat tinggi keluar dari air dan langsung mendarat di tengah-tengah geladak kapal.
Tapi yang dia heran karena kapal itu nampak sepi, tetapi tercium ada bau makanan yang harum keluar dari dalam. Perut Han Sian berkeruyukan tatkala diciumnya bau makanan yang harum tanda makanan itu pasti lezat.
Segera Han Sian berteriak lantang sambil merangkapkan tangan di depan dada, “Wahai pemilik kapal yang budiman, maafkan kelancangan Cahye yang naik ke kapal ini tanpa di undang! Jika diijinkan, biarlah Cahye membayar seberapa harga makanan yang ada sebagai pengganjal perut ini …?”Baru habis suaranya, tiba-tiba keluar seorang anak kecil dari dalam perahu menghampirinya.
“Apa benar tuan adalah In Kong (Tuan Penolong) dari Siocia kami? Kalau benar, maka Siocia meminta tuan berganti pakaian yang telah disediakan di dalam dan kalau tuan tidak keberatan, Siocia kami mengundang tuan untuk santap pagi bersama ditemani arak Ong Chiu yang nikmat …!”
“Eh, adik kecil, siapa Siocia kalian …?” Tanya Han Sian dengan sedikit ragu dan bingung.
“Nanti tuan akan bertemu langsung, maaf Siocia hanya bilang kalau baju yang disediakan cocok dengan tuan, maka berarti tuanlah sang penolong itu, tapi kalau tidak cocok, maka tuan dipersilahkan segera meninggalkan kapal ini!”Selesai berkata, anak itu lalu mempersilahkan Han Sian yang masih penuh keheranan itu mengikuti masuk.
Sambil melangkah masuk, pikiran Han Sian tidak tenang, “Akhh …! Persetan siapa Siocia itu! Yang penting makan dulu!”
Berpikir demikian Han Sian lalu melangkah dengan lenggang dalam kamar yang cukup luas dan rapi lalu berganti pakaian.
Ternyata pakaian yang di sediakan memang cocok sehingga dia nampak gagah sekali. Segera dia, melangkah keluar dari kamar ke ruang tamu.
Saat Han Sian memasuki pintu, nampak dua orang pelayan menyambutnya dengan tubuh membungkuk. Dalam ruangan itu tampak sebuah meja yang diatur dengan berbagai masakan khas yang lezat-lezat.
Sementara di sudut sebelah sana tampak seorang gadis yang duduk sambil membelakangi pintu masuk. Kaki Han Sian bergerak melangkah, tapi baru saja lima langkah, tiba-tiba firasatnya tidak enak, ingatannya bekerja cepat dan dalam sekejab, dia telah membalikkan tubuh menghadap ke arah dua pelayan tersebut yang mengikutinya dari belakang.Benar dugaannya, hasilnya memang dia tidak dapat berkata apa-apa lagi selain berdiri kaku ditotok oleh dua tangan yang lembut.
Heran sekali!
Bukannya Han Sian tidak tahu akan ditotok dan bukannya Han Sian tidak sanggup menghindari totokan ke dua pelayan tersebut, tapi yang membuat dia pasrah saja ditotok ialah karena dia melihat wajah kedua pelayan yang sudah terangkat itu bukan lain adalah Ji Hong dan Hong Lian adanya.
Kedua gadis itu sambil tertawa senang lalu memegang tangan Han Sian di kanan kiri dan menyeretnya mendekati meja.
“Akhh …! In Kong yang baik! Mengapa mau cepat-cepat pergi? Bukankah In Kong sangat kelaparan? Mari …! Mari makan dulu baru bicara ...! Hi … hi … hi …!”
Gadis yang duduk itu membuka suara, merdu sekali, dan Han Sian yang masih diseret dengan tubuh membelakangi meja segera menggerutu, “Aduuh …! Mati aku ...!”Siapa lagi pemilik suara itu kalau buka Cu In Lan adanya.
TAPAK BERANTAI PEMUSNAH RAGA SESAT
Jauh di dasar Lembah Bangkai, sesosok tubuh yang penuh luka-luka sedang bersandar pada sebuah batu di mulut sebuah goa. Sudah lima belas hari dia di kejar-kejar oleh para pemburu hadiah untuk di bunuh, karena kepalanya dihargai 1000 tael emas. Entah siapa yang memberi harga itu tiada seorang pun yang jelas. Namun apa pun itu, nanti urusan belakangan, yang penting sang buruan tidak boleh lolos.
Pemuda itu bukan lain adalah Tee Sun Lai. Tubuhnya sudah tidak bertenaga lagi. Ilmunya sudah musnah tanpa bekas. Yang ada dalam hatinya sekarang adalah dendam. Hanya untuk alasan inilah dia bertahan hidup.Tee Sun Lai tidak sadar ada sepasang mata aneh yang sedang menatapnya dengan penuh selidik. Tak lama kemudian seseorang kakek tua bongkok telah berdiri dihadapannya.
“Anak muda, aku melihat awan kelam di dahimu, kau penuh derita dan dendam, benarkah dugaanku bahwa kau baru saja mengalami peristiwa yang menyedihkan dalam hidupmu?”
Tee Sun Lai menatap orang itu, “Huh, apakah kau juga sama seperti orang-orang yang mengejar-ngejarku itu, yang menginginkan nyawaku? Kalau sudah tahu untuk apa kau bertanya lagi”
“Bagus …! Aku suka yang seperti ini! Hatimu penuh dendam dan ingin membunuh lawanmu sebanyak-banyaknya? Jika dalam setengah tahun kau dapat menguasai Tapak Berantai Pemusnah Raga Sesat ", maka kau akan jadi seorang jagoan tanpa tanding yang sukar dikalahkan ...! Mulai sekarang kau ikutlah aku!"
"Aku tidak mau! Kalau ilmu kepandaianmu tidak dapat dipakai menghadapi keenam keluarga besar di dunia persilatan, untuk apa aku belajar darimu! Hanya membuang-buang waktuku saja!" Bentak Sun Lai dengan ngototnya.
"Heh …! Apa itu? Ilmu ini adalah warisan Iblis Tapak Dewa, salah satu dari Su Kwi Sian yang menjagoi dunia Kang Ouw empat ratus tahun silam! Dan kau katakan ini tidak berguna? Kalau kau tidak mau, lebih baik kau mati saja! Bagaimana …?"
Kembali kakek itu berkata dengan tatapan tajam mengerikan ke arah Tee Sun Lai.
Tee Sun lai juga tahu diri, segera dia bertelut dengan dahi sampai ke tanah, "Baik …! Teecu bersedia, tapi bagaimana dengan ilmu Teecu yang hilang?"
"Huh, kalau tenagamu sudah kembali, masakkan kau tidak bisa mengingat lagi ilmu-ilmumu yang lampau dan melatihnya kembali? Dengan adanya Tiat Kin Sin Kang (Tenaga Sakti Pelentur Baja) dan pengoperan tenaga dariku, kau akan dapat memperoleh kembali tenagamu yang hilang itu!"
Sambil berkata demikian, kakek bongkok itu langsung duduk bersila dan menempelkan tangan ke perut dan ubun-ubun Tee Sun Lai.