Laman

Minggu, 14 April 2013

Wangsit Sang Dhalai Lama

Tiga bulan berlalu tanpa sesuatu kejadian yang hebat terjadi di dunia Kang Ouw.
Semua tampak aman-aman saja. Namun jangan dikira tidak ada kejadian apapun yang sedang terjadi.
Jauh di sebelah Barat, di Tibet, Dalai Lama yang sedang bersamadhi selama empat bulan terakhir ini tiba-tiba tersadar saat sebuah petir menyambar bubungan tempatnya bersamadhi.
Tempat itu bergetar keras.
“Keluarlah Kalian, sudah waktunya …!”
Suara yang berat namun halus bergema mengalahkan getaran di sekeliling.
Bertepatan dengan habisnya suara itu, tiba-tiba terdengar enam ledakan memekakkan telinga dan enam buah lubang muncul dari dalam ruangan tersebut disusul melesatnya enam bayangan yang sebat dalam sekejab sudah berdiri di hadapan sang Dalai Lama itu.
“Para Sutee siap menjalankan perintah!”
“Iblis-iblis dan para pengikutnya telah mulai keluar sarang …! Pergilah kalian ke Tanah Daratan tengah, bawa I Kin Hiat Hip Kang (Tenaga Pelentur Otot Pemutar Darah) ini dan temukan pewaris Hui Im Hong Sin Kang dan Kui Sian I Sin Kang, semoga tidak terlambat …!”
Keenam Lama tersebut sesungguhnya adalah para Sutee dari sang Dalai Lama. Selama ini mereka memang tidak pernah menunjukkan diri, sehingga hanya berapa orang Lama angkatan Tua saja yang mengetahui keberadaan mereka.
Sepeminuman teh setelah keenam Lama tersebut berlalu, tiba-tiba dalam ruangan itu sudah berdiri seorang lama yang lain berjubah Merah Darah.
“Dalai Lama Suheng, masihkah engkau berkeras kepala untuk mencoba menentang kami. Para pengikut Iblis Api Es telah telah terbebas dari penjara mereka dan sedang mempersiapkan kedatangan Sang Junjungan Iblis Api Es, dan itu berarti kebangkitan dan kejayaan kembali Istana Neraka Hitam dan ini tidak mungkin dapat di tahan lagi!”
“Omitohud ...! Sutee, dari pernyataanmu itu tampaknya kau pun sudah menjadi salah satu pengikut Iblis Api Es? Bertobatlah sebelum terlambat dan sebelum engkau tersesat makin jauh!”Suara yang welas asih kembali terdengar.
“Aku tidak butuh ceramahmu, Suheng! Apa pun yang mau kau lakukan, kami tetap tak terkalahkan! Ha …ha … ha … !” Sahut lama jubah darah itu sambil tertawa dan berlalu dari situ.
GERAKAN IBLIS API ES
Kembali ke Cina tengah.
Kota Ong Chiu di See Ouw (Danau Barat) terkenal dengan keindahan alamnya yang asri. Kota ini selalu ramai sehingga suasana malampun seperti siang hari saja. Para pengunjung dari berbagai penjuru seperti tidak pernah habis-habisnya dengan berbagai urusan mereka sendiri-sendiri.
Hari itu Han Sian menyewa sebuah perahu pesiar yang cukup besar kemudian dia mendayung ke arah hulu berlawanan dengan arus air.Namun hari itu tidak seperti biasanya, hari menjelang sore ketika perahunya berpapasan dengan kapal pesiar mewah yang memuat banyak penumpang.
Sekejab Han Sian tidak memberi perhatian pada kapal tersebut, tapi kemudian tangannya bergerak ke belakang dan mendorong air perlahan sehingga perahunya melaju dengan sangat cepat sekali mendekati kapal tersebut.
Tubuh Han Sian melayang ke arah kapal dan matanya memandang penuh selidik.
Tampak banyak penumpang di buritan perahu yang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Namun yang aneh ialah semua penumpang itu tidak bergerak.Tanpa memeriksa pun Han Sian maklum bahwa mereka semua telah mati dengan cara yang tidak wajar. Tubuh mereka kaku dalam posisi mereka masing-masing.Ketika Han Sian memeriksa lebih teliti, tampak di leher mereka, yang sebelah kanan, ada titik biru menghitam yang mengeluarkan hawa dingin.
“Hemm …! Tok Im Ciam (Jarum Racun Dingin) yang ganas, siapakah gerangan pelakunya?”
Han Sian tidak memeriksa semua, tubuhnya berkelebat kembali ke perahunya dan sesaat kemudian, perahunya meluncur mengarah datangnya kapal pesiar tersebut.Semakin jauh dia mengarahkan perahunya, semakin banyak perahu-perahu yang berpasasan dengannya, dan semua penumpangnya dalam kondisi yang sama.
Akhirnya Han Sian mendarat di pinggir sebuah hutan. Han Sian semakin waspada.Pendengaran Han Sian yang tajam menangkap suara gerakan orang yang sedang bertarung dalam jarak 5 Li ke dalam hutan di pinggir danau tersebut.Dengan mengerahkan Thian In Hui Cu, tubuhnya melesat laksana asap mengarah ke arah pertarungan tersebut.
Tatkala Han Sian tiba di tempat pertarungan tersebut, pertarungan sudah berakhir dan dia melihat dua orang gadis tertotok dalam kempitan dua orang yang aneh.
“Maaf panglima Barat, apakah kedua gadis ini akan kita persembahkan pada junjungan?” Tanya salah seorang dari dua orang aneh itu.
“Bodoh …! Kita baru masuk Tiong Goan, hanya dua kelinci ini saja sudah mau merepotkanku untuk kembali …! Tunggu saja setelah aku puas, kalian akan mendapat bagian satu orang satu!” Sahut pria bertopeng iblis itu dengan suara dingin.
“Aku masih ada urusan di sini, pergilah kalian dan gabungkan mereka berdua dengan gadis berpayung di Kuil kosong di sebelah utara …! Ingat, jangan sentuh ketiga kelinci itu, atau kepala kalian akan menggelinding jadi makanan binatang hutan!”
Sekejap kemudian tubuhnya sudah menggantung di atas pohon yang tinggi dengan kepala di bawah.Tanpa banyak cakap, ketiga orang aneh tersebut segera melesat ke arah utara sambil membawa tubuh kedua gadis tersebut.
Tanpa diketahui pria bertopeng iblis tersebut, tubuh Han Sian masih tetap diiam di tempat semula sambil menunggu. Namun tidak lama karena dari jarak sepuluh Li dia mendengar beberapa orang sedang menuju ke tempat itu.
Beberapa saat kemudian muncul tiga orang yang juga memakai topeng iblis tapi dengan bentuk berbeda.Han Sian melihat satu di antaranya berpostur tubuh langsing tanda bahwa dia adalah seorang perempuan.
“Panglima Barat, Utusan Kanan dan Utusan Kiri sudah memberi perintah, agar besok kita bergabung dengan mereka untuk menghadang keenam utusan Dalai Lama yang sedang menyusun kekuatan di Tiong Goan ini!”
Tiba-tiba salah satu dari mereka bersuara.“Hemm …! Apa sudah diketahui kemana mereka berada?” Sahut pria yang menggantung dengan kepala di bawah itu.
“Belum tahu! Mereka bergerak secara rahasia. Hanya menurut telik sandi, mereka pasti berada di sekitar See Ouw ini karena mereka sedang melacak keberadaan pewaris Kiu Sian I Sin Kang ...”
“Baiklah, aku akan menyebar mata-mata untuk melacak mereka! Aku rasa tak lama lagi akan ada yang muncul ... he … he … he …!”
“Seyakin itukah siasatmu akan berhasil?” Sahut wanita bertopeng Iblis itu.
“Huh …! Kita lihat saja! Dengan adanya ratusan manusia yang menjadi mayat berdiri itu, masakkan tidak ada seorangpun pendekar yang tertarik menyelidikinya, dan kalau memang benar pewaris Kiu Sian I Sin Kang ada di sekitar sini, masakkan dia tidak akan muncul?”
Kembali sahut Panglima Barat dengan pongah, sesaat kemudian dia sudah berlalu dari tempat itu kearah Utara.
Diikuti ke tiga rekannya yang juga masing-masing melesat ke tiga arah yang berlawanan.