Laman

Minggu, 14 April 2013

Fitnah

Puncak tebing langit berdiri dengan megahnya. Tidak sembarang manusia dapat naik ke sana. Tapi hari itu lain. Di hadapan seratus penghuni tebing itu, tampak enam orang yang sedang berdiri dengan penuh kemarahan. Siapa lagi kalau bukan enam dewa. Tapi keadaan mereka sungguh tidak bersahabat. Di belakang mereka tampak para ketua dari tujuh partai besar. Mereka menuntut Han Sian untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Tapi perbuatan apa?
Saat itu Jie Hong dan Hong Lian sedang turun tidak berada di tempat. Sehingga hanya In Lan yang menyambut ke enam dewa tersebut.
“Akhh, lama tak bertemu, tak di sangka nona Cu berada di sini…?” Kiang Po Chun menyapa In Lan dengan lembut.
“Ya, selamat berjumpa lagi saudara Kiang dan saudara yang lain…ada apaka gerangan yang meringankan langkah kalian untuk datangke sini?” In Lan membalas dengan lembut sehingga membuat mereka hampir terpesona oleh kecantikan dara itu.
“Maaf, kalau pertanyaan saya tidak sopan, nona Cu ada hubungan apakah nona dengan saudara Han Sian?” Suma hong Sin bertanya dengan suara datar penuh curiga.
“Akhh, maafkan kami yang tidak memberi tahu para sahabat mengenai keberadaan kami” In Lan membalas dengan muka merah sambil tersipu-sipu, kemudian dia lanjutkan: “ada banyak peristiwa yang terjadi dan masih sementara kami selidiki sehingga kurang berkomunikasi dengan para ho han sekalian…”
“Hemmm, tahukah nona di mana adanya saudara Han Sian sekarang dan apa yang dia sedang lakukan?” Kembali Hong Sin bertanya tanpa memperhatikan perkataan In Lan. Hatinya sunggu panas sekali hingga suaranya mulai agak keras.
Melihat gelagat jelek, In Lan bangkit berdiri dan menyahut: “Maaf sebenarnya apakah maksud kedatangan para saudara ke tempat ini, aku tidak mengerti?”
“Maaf, nona…sangat menyesal atas peristiwa yang terjadi belakangan ini tentang keberadaan saudara Han Sian. Silahkan nona baca ini…” Thio Tay Lee menyodorkan sebuah surat ke arah In Lan.
“In Lan menyambut dan segera membukanya, dia segera mengenal tulisan tangan Han Sian. Tapi wajahnya membersitkan kekagetan yang luar biasa saat membaca isi surat trsebut yang berbunyi:
“Sobatku Tay Lee, maafkan karena kelancanganku yang sudah terlanjur mendekati adikmu, tapi aku akan bertanggung jawab, mengingat persahabatan kita sudilah engkau mengijinkannya. Jika engkau setuju, datanglah ke Puncak Tebing Langit, Han Sian”
Dengan amarah di tekan kembali Tay Lee melanjutkan: “Tadinya ku pikir tak ada alasan untuk menolaknya, ternyata bukan hanya adikku yang menjadi korbanya. Bahkan telah tersiar kabar kabar tentang Pendekar Asmara Tangan iblis yang mengadakan pemerkosaan di mana-mana dan untuk ini banyak yang menjadi saksi hidup Termasuk beberapa putri beberapa perguruan besar...dan ini adalah pelecehan terhadap keluarga kami.
“Bohong! Engkau memfitnah…Sian-koko tak mungkin melakukan hal itu, aku tidak percaya! Kalau ini maksud kedatangan kalian, maaf, kami tak berani menjamu lebih lama” Seru gadis ini dengan wajah manis, tapi hatinya sudah marah sekali.
“Eh, Lan-moi, ada apakah? …wah rupanya kita kedatangan tamu…” Suatu suara lembut lain tiba-tiba terdengan dan dalam sekejap Jie Hong dan Hong Lian sudah berada dalam ruangan tersebut.
“Hong –cicie, Lian-cicie, mereka datang untuk menghukum Sian Koko yang katanya sudah memperkosa banya orang…”
“Tidak mungkin, kalian memfitnah…apakah kalian ada bukti…?” Sahut Jie Hong dengan penuh selidik.
“Nona, tuduhan ini jelas dan kami tidak mengada-ada. Buktianya adalah salah satu murid kesayangan kami yang telah menjadi korban dan ada di sini, mengapa nona masih mau menyembunyikan manusia sesat itu?” Ceng-Sim Tojin, ketua Kun Lun Pai menyahut dengan ketusnya.
Hong Lian meredam kemarahannya dan berkata dengan suara perlahan: “Maaf, para sahabat…kami bukan ingin melindungi siapapun, tapi berita yang kalian bawa ini sungguh mengejutkan bagi kami. Kami belum dapat berbuat apa-apa, sebelum kami menyelidikinya…harap beri kami waktu tujuh hari”
Semua orang melihat ke arah enam dewa untuk meminta pertimbangan. Akhirnya Lu Sim Hay bertanya pada Hong Lian:
“Maaf nona, kalaupun kami memberi waktu, tapi nanti apa yang bisa jadi pegangan kami bahwa …”
“Hemm, apa saudara Lu tidak percaya pada kami?”
“Bukannya tidak percaya, tapi saudara Han Sian itu sangat lihai..?” Sahut Ceng Sim Tojin.
“Baiklah begini saja, kalau saudara Lu mampu mendesak adik In Lan dalam sepuluh jurus, maka kami akan menarik janji kami…”
“Baik, aku terima…” Kata sim Hay dengan setengah ragu
In Lan segera berjalan ke tengah ruangan sambil memasang kuda-kuda sejajar menanti Sim Hay yang memandangnya dengan tajam. Dia terkejut, karena bekas kaki gadis itu timbul setinggi satu inchi dari lantai.
“Silahkan, saurara Lu…jangan sungkan, ini hanya uji coba, bukan?”
“Maaf, mendahului…” Tubuh Lu Sim Hay berkelebat dengan sangat cepat sambil mengerahkan Pek In Hoat Sut yang segera di tahan oleh In Lan dengan Ban Hud Ciangnya. Lima jurus pertama berlalu dengan sangat cepat dan membuat mata para penonton terlolong kaget.
Mereka mengetahui berapa tinggi kepandaian Lu Sim Hay ini, tapi gadis itu ternyata mampu melayani dengan sama kuat.
Melihat hal ini Sim Hay, segera menambahkan tenaganya dan melahyani dengan sungguh-sungguh. Namun In Lan yang sekarang bukanlagi In Lan beberapa bulan yang lalu. Setelah mendapat petunjuk dari Han Sian dengan penguasaan I kin hiat hip kang tingkat dua telah mematangkan ilmunya sehingga menjadi beberapa kali lebih dahsyat. Hal yang sama juga di alami oleh Jie Hong, Hong Lian dan Argapa Lama.
Lewat sepuluh jurus, meskipun mulai tampak Lu Sim Hay bergerak di atas angin, tapi belumlah mampu mendesak In Lan.
“Cukup! Sepuluh jurus sudah selesai… maafkan kami tidak mengantar” jie Hong segera melompat ke tengah menghalangi di antara kedua orang yang bertarung itu.
Mereka semua saling pandang. Akhirnya Khu Hee Liong mewakili rekan-rekannya mohon diri, dan mereka berlalu dari tempat itu.
Beberapa saat kemudian, ketiga gadis itupun meninggalkan Tebing Langit untuk mencari Han Sian.
---Lovelydear---
Kemanakah Han Sian selama dua bulan terakhir ini?. Sesungguhnya setelah dia mencium adanya gerakan-gerakan mencurigakan dari para kaum sesat, termasuk adanya tokoh-tokoh sakti yang terpendam di sekitar pegunungan Himalaya yang bergabung dengan Iblis Es Api, hatinya tidak tenang saat memikirkan keselamatan dunia kang-ouw. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi adalah munculnya gerakan pasukan iblis Lembah Bangkai yang merejalela.
Perjalanannya menjelajahi wilayah Kun-Lun-San akhirnya tidak sia-sia karena dia juga bertemu banyak tokoh-tokoh aneh yang sudah lama hilang dari dunia kang-ouw, bahkan ada juga yang tidak perna menunjukkan diri mereka. Setelah meminta pertolongan mereka, Han Sian lalu kembali ke daratan tengah.