Laman

Minggu, 14 April 2013

Muslihat Sang Musuh

Saat Han Sian Kembali, pergerakan Istana Neraka Hitam sudah mulai menunjukkan dirinya secara berterang. Dua belas perguruan sudah di hancurkan rata dengan tanah dan semakin bergerak secara meluas. Sementara Istana Lembah Bangkaipun sudah bergerak dari arah yang berlawanan. Hanya saja tiada yang tahu siapa pemimpinnya yang di kabarkan sangat sakti itu.
Di sisi lain Han Sian justru kurang mendapatkan dukungan dari para pendekar berkaitan dengan isu-isu yang terjadi atas dirinya yang di kabarkan menjadi pemerkosa para gadis. Dan ini membuat hubungannya dengan keenam dewa kurang baik.
Saat itulah muncul berita yang menggegerkan yaitu mekarnya Jamur Inti Es yang tumbuh 100 tahun sekali, yang kabarnya sanggup membangkitkan orang mati sekalipun dan bahkan melipat gandakan tenaga dalam seseorang ahli silat sampai sepuluh kali lipat.. Ini berita aneh, dan tidak tahu siapa yang menyebarkannya. Yang jelas bahwa siapa saja yang merasa berkepandaian boleh datang ke puncak Awan Es untuk coba mendapatkannya.
Walaupun pergerakan para iblis-iblis sesat itu sangat gencar dan susah untuk di bendung dalam sekejap, namun berita mengenai adanya Jamur Inti Es itu akhirnya memecah juga konsentrasi mereka. Iblis Es-Api membawa serta delapan iblisnya untuk menyambangi Puncak Awan Es. Sementara itu Istana Lembah Bangkai-pun tak ketinggalan mengirimkan ke-lima setan Bangkainya yang sakti.
---lovelydear---
Dalam perjalanan menuju ke Puncak Awan Es, tampak tiga bayangan berkelebat dengan cepat ke arah puncak. Mereka bukan lain adalah Jie Hong, Hong Lian dan In Lan. Sejak peristiwa kunjungan Enam Dewa ke Puncak Tebing Langit, ketiga dara ini menyebar untuk mencari kabar tentang kekasih mereka itu, tapi Han Sian seperti hilang di telan bumi. Sampai mereka mendengar kabar tentang adanya Jamur Inti Es. Tanpa ragu mereka segera menuju ke sana. Mereka pikir pasti akan bisa di temukan jejak kekasih mereka di sana.
Sementara mereka melewati salah satu lereng yang terjal, mereka di kejutkan dengan suara keluhan dan rintihan wanita. Mereka saling pandang, dan dengan tanpa suara mereka menuju ke arah sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya ketika mereka melihat bayangan sesosok pria yang baru saja habis memperkosa dua orang wanita muda. Pria itu tepat membelakangi mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal wajahnya.
Segera In Lan, Hong Lian dan Jie Hong melentingkan tubuh mereka ke arah orang itu.
“Bangsat cabul, sampah masyarakat, rasakan hajaran nonamu ini…!” Segera tangan In Lan memukul dengan Pukulan Inti Petir Murninya yang dahsyat. Tanpa melihat, orang itu mengangkat tangannya menangkis.
“Dhaaarrrrr!” “Ups…” In Lan tergentak ke belakang, sementra kaki orang itu melesak ke tanah sedalam dua senti. Segera orang itu membalikkan tubuh…
“SIAN-KOKO…?” Wajah ketiga gadis itu terbeliak kaget hampir tak percaya dengan pandangan mata mereka sendiri.
“Eh, Hong-moi, Lian-moi dan Lan-moi? Mengapa kalian di sini?...Aakhhh…maafkan aku!” Berkata demikian, tubuh “Han Sian” berkelebat dan lenyap dari tempat itu.
Sunyi: perasaan galau…kecewa…dan sakit hati! Itulah yang di rasakan ketiga gadis ini sekarang. Ternyata orang yang mereka sayang dan puja, tidak seperti yang mereka sangka. Selama ini mereka tidak percaya dengan isu-isu yang menyebar, tapi ternyata sekarang mereka melihat dengan mata kepala sendiri. Dan korbannya masih ada di depan mereka, sudah menjadi mayat.
Mereka bertiga tidak dapat mengatakan apa-apa. Semua larut dengan perasaan masing-masing. Mereka menyadari kebodohan mereka yang ternyata menyerahkan diri pada orang yang salah. Tanpa berbicara sedikitpun, mereka menguburkan ke dua mayat itu kemudian melanjutkan perjalanan.
Tak lama setelah mereka berlalu dari tempat itu, tubuh “Han Sian” yang tadinya sudah melarikan diri muncul dari balik sebuah pohon yang lebat. Matanya berkilat memancarkan sinar licik. Bibirnya tersenyum menyeringai seperti orang yang kesenangan. Dia tertawa gembira dan berkata perlahan:
“Hahahaha…Han Sian, entah di mana engkau, tapi selamat menikmati permainanku ini…” Sekejap kemudian tubuh Han Sian gadungan itu-pun berkelebat lenyap dari tempat itu.
---Lovelydear---
Pagi itu, Puncak Seribu pedang tampak ramai sekali. Golongan yang datang secara otomatis terbagi dalam tiga bagian.
Sebelah utara adalah rombongan Istana Neraka Hitam yang berjumlah sekitar seratus orang lebih. Tampak di antara mereka wajah-wajah yang aneh. Ada Empat orang dari Delapan Iblis dan juga tokoh-tokoh yang terpendam di sekitar pegunungan Himalaya yang berhasil di rekrut oleh Iblis Es Api. Tapi Iblis Es Api sendiri tidak nampak.
Golongan ke dua di sebelah Selatan adalah rombongan Istana Lembah Bangkai yang di pimpin langsung oleh ketua mereka yang duduk di dalam tandu tertutup. Tampak juga banyak tokoh-tokoh sakti golongan hek-to yang bergabung dengan mereka. Jumlah mereka hampir sama dengan Istana Neraka Hitam, yaitu sekitar seratus orang lebih. Rupanya kedua rombongan ini juga ternyata tidak mengerahkan semua anak buah mereka, karena hanya memang orang-orang yang berkepandaian cukup saja yang boleh naik ke Puncak Seribu Pedang ini.
Rombongan ketiga di sebelah Barat adalah para pendekar, para ciangbunjin perguruan-perguruan besar yang di dampingi oleh Enam Dewa. Jumlah mereka ada sekitar Limapuluhan orang.
Sementara mereka menunggu, matahari telah masuk di ufuk barat. Tiba-tiba mereka di kejutkan oleh kepulan asap dan suara ledakan yang dahsyat dari puncak bukit. Di susul berkelebatnya dua bayangan berpakaian Hitam dan putih yang saling serang dengan dahsyat.
Di susul kemudian oleh empat bayangan yang ternyata adalah empat orang tua berusia sekitar limapuluh tahunan.
Tapi keempat orang tua itu hanya diam saja di empat penjuru sambil mengamati dua orang yang sedang bertarung itu.
Bayangan Hitam dan putih itu bertarung sangat dahsyat sampai tidak dapat di lihat. Hanya orang-orang yang sudah berilmu tinggi saja yang masih dapat melihat mereka.
Setelah di amati sekejap, tampak empat bayangan itu kemudian meluruk deras dengan mengerahkan ilmu-ilmu sakti mereka menggempur ke arah bayangan berpakaian putih tersebut. Serangan gabungan mereka hebat, sampai enam dewa-pun berdecak kagum. Tapi hebatnya, bayangan berpakaian putih itu sama sekali tidak terlihat terdesak bahkan terlihat tubuhnya terpecah jadi lima bagian dan menghadapi kelima orang itu dengan hawa pedang yang tak kalah dahsyatnya.
“Bu tek Chit Kiam Ciang…” “Akhh…Sian-koko..!” Tanpa sadar In Lan berseru tertahan.
“Jamur Inti Es di tangan orang berpakaian putih itu…rebut!” Tiba-tiba terdengar suara yang entah dari mana, tapi siapapun itu, hakikatnya tak seorangpun peduli, karena suara itu yang mereka perhatikan.
Belum habis suara itu, sosok bayangan dari dalam tandu sudah melesat keatas sambil menyerang dengan Tapak Berantai Pemusnah Raga Sesat. Seketika itu juga terdengan ledakan yang dahsyat ketika benturan enam tenaga dalam yang kuat terjadi. Para ahli silat yang kurang kuat tenaganya terkena pancaran tenaga langsung mati seketika, tapi yang cukup kuat bisa bertahan.
Saat itu jarak pertarungan sudah terpisah. Keenam orang itu sudah turun ke tanah, tepat di tengah-tengah lapangan. Tampaklah wajah mereka. Bagi ke Enam Dewa, dan para tokoh golongan putih, wajah Han Sian sudah mereka kenal. Begitu juga keempat orang kakek itu yang mereka kenal sebagai empat orang dari delapan iblis. Tapi yang seorang lagi mereka tidak kenal.
Dia seorang pemuda tampan tapi lebih mirip seperti wanita. Matanya bercahaya kemerahan sedangkan rambut kepalanya ada dua warna, yaitu merah dan putih.
Selagi semua orang bertanya-tanya, dari rombongan Istana Neraka Hitam segera bertelut dan berseru dengan suara nyaring: