Laman

Minggu, 14 April 2013

Penguasa Istana Lembah Bangkai

Tiga bulan berikutnya, nama Istana Neraka Hitam lenyap tanpa jejak tapi bukan berarti tidak ada. Mereka justru semakin gencar mengadakan gerakan. Langkah pertama yang mereka lakukan ialah menaklukkan sang Dhalai Lama di tibet. Untuk hal ini sang Iblis Es-Api sendiri yang turun tangan sehingga sang Dhalai Lama di kalahkan setelah bertarung hampir duaratus jurus. Para Lama yang menentang langsung di bunuh, sedang yang masih hidup di jadikan kacung.
Gerakan selanjutnya yang mereka buat ialah menaklukkan 32 perkumpulan di luar tembok besar termasuk Thian Te San Pai (perkumpulan Gunung Langit dan Bumi) yang di pimpin Thian Yang Lama dan Tee Im Lama.
Selama itu pula Han Sian, Jie Hong, Hong Lian, In Lan dan Argapa Lama menghilang tanpa jejak. Rupanya Han Sian telah mendengar keterangan Argapa mengenai gerakan Istana Neraka Hitam ini. Para utusan Kanan dan Kiri serta para panglima saja bukanlah tokoh-tokoh yang tertinggi kepandaiannya. Di atas mereka ternyata masih ada lagi tingkatan Delapan Iblis yang kepandaiannya lebih tinggi setingkat dari utusan kanan dan Kiri.
Dengan persetujuan Han Sian, ketiga dara yang sakti itu mengumpulkan kurang lebih 100 orang bekas tokoh-tokoh persilatan yang sudah takluk untuk memperdalam ilmu mereka di atas puncak Tebing Langit.
Sementara itu, setelah sebulan lebih memberi petunjuk kepada Jie Hong, Hong Lian dan In Lan cara memperdalam ilmu mereka dengan I Kin Hiap Hip Kang sampai tingkat ke-dua, Han Sian lalu meninggalkan Tebing Langit bersama Argapa Lama. Tujuan Han Sian ialah pegunungan Kun Lun San. Sementara Argapa Lama kembali ke Tibat untuk mengumpulkan rekan-rekannya yang lolos dari kehancuran.
---Lovelydear---
“Heaaaaaaahhhhhh……..” “DHUAAAAAARRRR…. “
“Wuuuutttt……” “BLAMMMM….BLAMMMM…..”
Suatu suara yang nyaring dan riuh terdengar di kejauhan. Jauh di dasar Lembah Bangkai, seorang pemuda bertelanjang dada sedang bertarung bersama seorang kakek Bongkok.
Siapa lagi itu kalau bukan Tee Sun Lai. Rupanya setelah mendapatkan pengoperan tenaga dalam dari si kakek bongkok dan melatih Tenaga Pelentur Baja yang dahsyat, pemuda itu sembuh total, dan bahkan telah mendapatkan kembali kekuatannya. Bahkan pemuda itu telah berhasil pula melatih kembali kedua ilmunya yang lama sehingga hanya dalam waktu singkat dia sudah menguasai Ilmu Tapak Berantai Pemusnah Raga Sesat sampai tingkat yang tertinggi.
Pertarungan tersebut berlangsung duaratus jurus dengan serunya. Dalam limapuluh jurus berikutnya tampaklah tanda-tanda kemenangan yang pasti mulai di raih oleh Tee Sun Lai. Rupanya faktor usia tua mempengaruhi kakek bongkok itu. Di tambah lagi selama ini dia telah menyalurkan tenaganya pada pemuda tersebut.
Memasuki jurus ke duaratus empat puluh satu, dalam suatu adu tenaga, pemuda itu menekan sang kakek sampai tubuhnya melesak ke dalam tanah sampai di lutut.
“Sudah, Cukup muridku…aku tak dapat bertahan lagi!”
“Baik suhu, kita sama-sama menarik tenaga dalam kita” Kata Sun Lai mantap, namun dengan mulut yang menyeringai. Sambil berteriak nyaring kedua-duanya menarik tenaga mereka bersamaan. Namun tiba-tiba Han Sian yang ada dalam posisi di atas menendang dua kali ke arah bahu kakek bongkok tersebut sehingga hancur.
“Kau…pengkhianat!...” Kakek itu menjerit sambil memandang ke arah Sun lai, Sementara Sun Lai tidak peduli. Segera dia melompat ke atas dan tangannya menekan ubun-ubun kepala si kakek dan di lain saat tenaga yang amat dahsyat meneroboh melalui tangannya dengan cepat tanpa dapat di cegah oleh kakek tersebut.
Hanya dalam sekejap saja seluruh tenaga kakek itu tersedot habis. Sun Lai melepaskan tangannya dan sambil berjungkir balik tubuhnya turun perlahan di atas sebuah batu kemudian dia bersamadi mengolah tenaga yang baru saja dia serap.
Sepeminuman teh kemudian dia membuka matanya dan tertawa keras.
“Hahahahahahahahahaa…..sekarang tak ada lagi yang akan menghalangiku, tidak engkau Han Sian, dan tidak juga Enam Dewa...sekarang tiba waktunya kebangkitan dari Iblis Lembah Bangkai”.
Sementara itu secara perlahan, namun pasti! Di sekitar pemuda itu bermunculan bayangan-bayangan orang yang makin banyak. Setelah di amati, ada sekitar lima ratus orang lebih.
Sun Lai tidak mengenal siapa mereka. Tubuhnya kembali siap siaga untuk bertempur ketika Lima orang yang tampaknya menjadi pemimpin di antara mereka, serentak menjatuhkan diri berlutut di hadapannya.
“Kami Lima Setan Bangkai, penguasa Lima Unsur, siap menerima perintah Ketua.!”
“Apa maksud kalian?”
“Sudah lama kami menanti kesempatan untuk jaya kembali di dunia hek-to, tapi ketua ;lama terlalu tua sehingga kami hanya bersabar. Sekarang setelah beliau wafat, kami akan mendukung segala keinginan ketua muda?” Jawab orang yang paling tengah. Di lain saat mereka mulai memperkenalkan diri mereka. Hal ini membuat Tee Sun Lai terkejut sekaligus girang. Tanpa di duga sama sekali dia mendapat pasukan yang tangguh untuk menjalankan ambisinya.
Sementara peristiwa itu terjadi, tanpa di sadari oleh Sun Lai, dua pasang mata berkilat sedang memandang dari kejauhan.
Pemilik sepasang mata itu bukan tokoh sembarangan. Penampilan mereka berbeda dengan orang Han pada umumnya. Seperti orang Persia. Yang satu pemuda dengan wajahnya menyiratkan kekerasan hati dan kehendak yang tidak mudah goyah. Sementara yang seorang lagi seorang gadis yang amat cantik seperti bidadari.
Mereka berdua berdiri jauh di balik pepohonan sambil menahan pancaran tenaga mereka sehingga tak terdeteksi. Terjadilah percakapan singkat.
“Toako, apa sudah waktunya kita menyerang mereka?” Suara gadis itu lirih namun lembut.
“Belum, adikku. Ku lihat ilmu Telapak Berantai Pemusnah Raga Sesatnya tidak banyak selisihnya dengan “ Tapak Berantai Lima Pemusnah Raga” kita berdua. Mungkin tidak mudah menaklukkannya dalam waktu singkat, dan lagi dia masih memiliki banyak pengikut…kita mengawasi saja dulu” Sahut pemuda itu tenang.
“Oh, ya guru sudah memprediksikan gejala kebangkitan para tokoh-tokoh iblis yang akan mengacaukan dunia persilatan, dan menurut guru, kita harus membantu orang yang berjuluk kwi Sian Hok Cu. Bagaimana caranya kita mencarinya? …”
“Kalau memang orang itu kunci penenti bagi masalah dunia persilatan ini, kita pasti akan menemukannya. Mari kita pergi…” Dan dalam sekejap saja mereka sudah lenyap dari tempat itu.